Ibu Kota Dibangun, Bappenas Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tembus 7%

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru.
16/9/2019, 18.29 WIB

Dari segi tenaga kerja, Bambang memperkirakan akan ada peningkatan sebesar 10,5% di Pulau Kalimantan. Secara khusus, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperkirakan, untuk pekerjaan konstruksi senilai Rp 1 triliun, akan ada penyerapan 14 ribu tenaga kerja. "Sementara pembangunan ibu kota baru membutuhkan konstruksi lebih dari Rp 1 triliun," ujarnya.

(Baca: Potensi Kebakaran Hutan, Walhi Kritik Konsep Ibu Kota Baru Pemerintah)

Adapun rencana pindah ibu kota disebut Bambang sebagai bagian dari upaya menekan ketimpangan dan menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi global. Operasionalisasi ibu kota baru yang disertai dengan peningkatan konektivitas antara Kaltim dengan wilayah lain di Indonesia akan memberikan dampak ekonomi yang lebih maksimal. "Kami melakukan counter cylical. Jaga pertumbuhan agar tidak semakin lambat, tapi lebih baik," ujarnya.

Meski begitu, Bambang memperkirakan di tengah peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim, pertumbuhan ekonomi Kalimantan hanya di kisaran 4,3-4,9%. Ini lebih rendah dari realisasi terakhir, kuartal II 2019, yang mencapai 5,6%.  

Halaman: