"Itu adalah laporan yang sangat bullish, salah satu yang lebih bullish yang kita miliki dalam beberapa saat," kata John Kilduff, seorang partner di Again Capital, New York. Menurut dia, penurunan itu kemungkinan karena turunnya ekspor Saudi Arabia ke AS.

Di sisi lain, kekhawatiran akan perang dagang AS-Tiongkok masih menahan kenaikan lebih lanjut harga minyak dunia.

(Baca: Bantah Trump, Tiongkok Tegaskan Tak Telepon AS Minta Negosiasi Dagang)

Pada Selasa lalu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan belum ada pembicaraan telepon baru seputar masalah dagang antara AS dan Tiongkok. Kementerian berharap Washington bisa mengakomodir pembicaraan antarkedua negara.

Harga minyak mentah telah anjlok sekitar seperlima dari harga tertingginya sepanjang 2019 yang dicapai pada April. Penyebabnya, kekhawatiran bahwa perang dagang akan merugikan ekonomi global dan mengurangi permintaan minyak.

Morgan Stanley baru saja memangkas prediksi harga minyak dunia. Harga minyak Brent diprediksi US$ 60 per barel, turun dari prediksi semula US$ 65. Sedangkan minyak WTI diprediksi US$ 55 per barel, turun dari prediksi sebelumnya US$ 58 per barel.

Saat berita ini ditulis, Kamis, 29 Agustus 2019, harga minyak mentah dunia telah kembali terkoreksi. Harga minyak Brent turun 0,56% ke posisi US$ 60,15 per barel, sedangkan harga minyak WTI turun 0,3% ke posisi US$ 55,61 per barel.

Halaman: