Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, Pertamina akan tetap melanjutkan penerapan teknologi tingkat lanjut, Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Rokan. Sebab, hal ini sudah menjadi komitmen Pertamina.
Saat ini, diskusi terkait penerapan EOR di Blok Rokan oleh Pertamina masih berlangsung. Namun, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyampaikan bahwa semestinya Pertamina tetap mengadopsi teknologi itu.
Akan tetapi, ia enggan menjelaskan detail terkait teknologi itu maupun waktu penerapannya. "Akan dilanjutkan oleh Pertamina. Itu termasuk komitmen kerja pasti," kata dia di kantornya, Jakarta Selasa (20/8) malam.
Di sisi lain, ia menegaskan bahwa pengelolaan Blok Rokan sebelum 2021, menggunakan skema cost recovery. "Kalau dilihat dari secara aturannya, itu kan cost recovery. Maka itu milik negara," kata Arcandra.
(Baca: Kementerian ESDM Menilai Transisi Produksi Blok Rokan Berjalan Lambat)
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto menilai bahwa pengambilan keputusan terkait penerapan teknologi EOR di Blok Rokan oleh Pertamina berjalan lambat. Di samping itu, ia heran pembahasan alih kelola Pertamina dengan Chevron hingga kini belum juga rampung.
"Geregetan juga saya, biaya keluar US$ 235 juta sudah berhasil di Minas. Harusnya sekarang kan sudah masa transisi, langsung diterapkan injeksi bahan kimianya. Sekarang apa yang dilakukan? Nothing," kata dia, akhir pekan lalu.
Chevron diketahui telah melakukan uji coba teknologi EOR dengan menginjeksi bahan kimia ke sumur minyak di Lapangan Minas. Hasilnya, terdapat potensi produksi minyak hingga 100 ribu barel per hari.
Namun Chevron belum menerapkan teknologi tersebut di Blok Rokan karena kontraknya akan berakhir. Chevron bahkan disebut-sebut telah mengurangi investasinya di Blok Rokan.
"Itu sudah komitmen investasinya sekarang tinggal beli bahan kimianya tinggal injeksi," kata Djoko.
Padahal jika Chevron menerapkan teknologi EOR kimia sebelum 2021, biaya investasi yang dikeluarkan akan diganti menggunakan cost recovery. Namun, apabila Pertamina yang mengerjakan hal tersebut setelah 2021, perusahaan plat merah itu akan menggunakan skema gross split.
(Baca: Amankan Transisi, Pertamina Didorong Mengebor Blok Rokan Awal 2020)