Pelajar Indonesia Hilmi Nuruzzaman berhasil meraih medali perak dalam Olimpiade Sains Internasional yang digelar di Keszthely, Hungaria. Dalam ajang ini dia bersaing dengan 260 siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 47 negara.
"Hilmi sekarang kelas XII di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, Tangerang," ujar ayah Hilmi, Herman Susilo seperti dikutip Antara Sabtu (10/8).
Meskipun bersekolah di madrasah, kecerdasan Hilmi tak kalah dari siswa sekolah umum. Kecerdasannya telah dibuktikan saat memenangkan perlombaan sains mulai tingkat provinsi sampai tingkat nasional.
(Baca: Bos Gojek: Teknologi Digital dapat Atasi Akses Pendidikan)
Tahun lalu, dia juga mendapatkan medali emas di bidang astronomi olimpiade sains nasional (OSN) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Padang, Sumatera Barat. Dari 1.433 siswa yang lolos di tingkat provinsi dan dilombakan di tingkat nasional, Hilmi berhasil menang di kategori Best Practice.
Dari ajang tersebut, Hilmi dan pemenang-pemenang OSN juara 1, 2, dan 3 sampai juara harapan, diuji kembali hingga tersisa hanya lima orang. Kelima yang lolos inilah yang dikirim ke Hungaria mewakili pelajar Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional. Olimpiade ini diadakan selama sembilan hari, sepanjang 2-10 Agustus 2019.
Menurut Herman, prestasi yang diraih anaknya tak lepas dari proses bimbingan pembelajaran dari guru-guru di madrasah. Sistem yang terus berkembang juga turut serta menghasilkan hal yang berkualitas.
Selain menggunakan standar pendidikan nasional, madrasah juga mempunyai kelebihan dibandingkan sekolah umum, yaitu materi agama yang lebih banyak. "Saya berharap semoga ini bisa menjadi pemicu (anak Indonesia) untuk meraih prestasi lainnya," kata Herman.
Sekadar informasi, International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) merupakan ajang perlombaan sains dunia tingkat SMA dunia. Pertama kali digelar di Thailand pada 2007. Indonesia pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan olimpiade ini pada 2008.
(Baca: Sri Mulyani Sebut Kualitas SDM Rendah Jadi Hambatan Investasi)