Petugas Pemda Bersihkan Tumpahan Minyak Pertamina di Kepulauan Seribu

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Warga mengumpulkan limbah tumpahan minyak \"Oil Spill\" yang tercecer milik Pertamina di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019). Pasir yang tercemar minyak tersebut dikumpulkan dan akan dipindahkan ke pabrik penyimpanan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) untuk dimusnahkan.
Penulis: Muchamad Nafi
31/7/2019, 10.58 WIB

Sebelumnya, Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) mengkritik sikap Pertamina Hulu Energi dalam penanganan tumpahan minyak di pantai utara, Karawang, Jawa Barat. Mereka mempertanyakan peralatan keselamatan bagi nelayan yang bekerja membersihkan tumpahan minyak hingga ganti rugi bagi warga terdampak.

“Kalau cek di lapangan, bisa kita lihat. Tim Pertamina mempakai baju hazard (pengaman), sementara nelayan dibiarkan seadanya yang penting minyak terangkut,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Meiki W. Paendong di Kantor Walhi Jakarta, Senin, (29/7).

(Baca: Walhi Kritik Cara Pertamina Tangani Tumpahan Minyak Blok ONWJ)

Padahal, aktivitas pembersihan yang harus dikerjakan para nelayan cukup berat. Berdasarkan pengakuan koordinator pekerja yang berada di sekitar pesisir, nelayan yang mengangkut tumpahan minyak bisa membersihkan sekitar 60 karung limbah minyak dalam sekali angkut. Sedangkan bobot satu karung minyak berkisar 36 kilogram.  

“Kalau ditotal ada sekitar 340 karung dalam sehari oil spill yang mereka angkut dari laut ke darat yang nantinya ditampung,” kata Meiki. Sepengetahuannya, Pertamina juga belum memberikan kompensasi untuk warga sekitar yang mata pencahariannya terganggu atau hilang imbas tumpahan minyak. Pertamina juga disebut belum melokalisasi daerah terdampak. Padahal, daerah tersebut berbahaya.

Halaman:
Reporter: Antara