Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi rasio penggantian cadangan migas atau Reserve Replacement Ratio (RRR) di Indonesia meningkat dengan dimulainya proyek Lapangan Abadi Blok Masela. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut, peningkatan IRR bisa mencapai hingga 300 persen.
Hingga semester I 2019, RRR migas Indonesia sudah mencapai 100 persen. Total potensi cadangan migas mencapai 132 juta barel setara minyak (BOE) dari 13 rencana pengembangan blok migas.
"Sebagaimana POD Masela disetujui, menambah rasio pengembalian cadangan, kalau ini sampai akhir tahun menambah 300 persen di 2019. Jadi ini tidak mengkhawatirkan karena sudah dicapai dengan masuknya Masela," tutur Dwi.
Pada 2018 lalu, Lemigas mensertifikasi cadangan gas Lapangan Abadi sebesar 18,54 TCF (2P). Dengan cadangan sebesar itu, SKK Migas memproyeksi ada sisa cadangan gas di Blok Masela sebesar 4 TCF pada akhir kontrak Inpex Corporatioan dan Shell Indonesia pada 2055 mendatang.
(Baca: Blok Masela Janjikan Dampak Ekonomi yang Menguntungkan Bagi Indonesia)
Blok Masela ditargetkan berproduksi sebesar 10,5 ton LNG per tahun mulai kuartal II 2019. Produksi tersebut terdiri dari LNG sebesar 9,5 MTPA atau setara 330 ribu boepd dan gas pipa sebesar 150 MMscfd atau setara 1 juta ton LNG per tahun.
Total produksi gas kumulatif Blok Masela dari 2027 hingga tahun 2055 mencapai 16,38 TSCF dengan total gas yang dijual sebesar 12,95 TSCF. Selain itu, Blok Masela juga menghasilkan kondensat dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.
Untuk pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela dibutuhkan investasi berkisar US$ 18 sampai US$ 20 miliar. Presiden Joko Widodo menyebut investasi Blok Masela merupakan investasi gas terbesar sejak kemerdekaan Indonesia.
"Saya akan bicara mengenai masalah Masela karena sebuah investasi yang sejak kita merdeka paling besar," katanya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/7).
Selain mendapatkan tambahan cadangan migas, proyek Blok Masela juga akan menambah penerimaan negara sekitar US$ 39 miliar atau setidaknya 50% dari keuntungan yang didapat dari produksi gas Blok Masela. Selain itu, ada juga dampak lanjutan proyek Blok Masela seperti pembangunan industri petrokimia. Pengembangan industri petrokimia juga akan jadi salah satu keunggulan pengembangan gas abadi di Blok Masela.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan penyerapan tenaga kerja dari proyek Blok Masela bisa mencapai lebih dari seratus ribu orang. Jokowi pun meminta Inpex untuk mengembangkan proyek Blok Masela dengan tenaga kerja yang berasal dari Indonesia dan penggunaan konten lokal sebanyak-banyaknya.
"Saya sampaikan kepada Inpex, penggunaan tenaga kerja dan karyawan dari daerah lokal dan sekitarnya di Indonesia," ujarnya.
(Baca: Jokowi Sebut Blok Masela Cetak Investasi Terbesar Sejak RI Merdeka)