Kementerian ESDM Terjunkan Tim Atasi Gelembung Gas di Blok ONWJ

Katadata
Ilustrasi, rig migas lepas pantai. Pertamina Hulu Energi (PHE) fokus untuk mengatasi insiden gelembung gas dan semburan minyak di anjungan YYA Blok ONWJ
17/7/2019, 21.49 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerjunkan tim untuk mengatasi gelembung gas yang muncul di sekitar anjungan lepas pantai YYA di Blok Offshore North West Java (ONWJ). Gelembung gas muncul saat operator blok tersebut, Pertamina Hulu Energi, melakukan persiapan produksi di sumur YYA-1.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto menyatakan, Pertamina melakukan skema pengeboran miring untuk menghentikan gelembung gas. Namun, upaya tersebut mengakibatkan rig yang ada di YYA mengalami kemiringan.

"Risiko fatalnya adalah platform dan rig tenggelam. Sekarang sudah 8 derajat miringnya, sudah ada semburan minyak," ujar Djoko di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (17/7).

(Baca: Ada Gelembung Gas di Blok ONWJ, Target Lifting Migas Bisa Tak Tercapai)

Ia belum bisa memastikan penyebab insiden tersebut. Sebab, pemerintah dan Pertamina masih fokus dalam upaya menyelamatkan para pekerja. "Dalam menangani kecelakaan, yang pertama dilakukan adalah keselamatan orang. Terakhir baru tim investigasi," kata dia.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati mengatakan pihaknya tetap akan berupaya untuk memenuhi target produksi Lapangan YY Blok ONWJ. Lapangan ini diharapkan dapat menambah produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi sebesar 25,5 MMSCFD.

Namun, untuk saat ini, pihaknya fokus mengatasi insiden tersebut. "Kami akan upayakan untuk peninjauan sumur YYA1 dulu," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/7).

Vice Presiden Relation Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya menjelaskan insiden tersebut terjadi pada 12 Juli lalu ketika PHE melakukan well kick pada sumur (re-aktivitasi) YYA-1 yang menyebabkan munculnya gelembung di sekitar anjungan lepas pantai. Pada 14 Juli 2019, gelembung gas semakin membesar.

"Perkembangan proyek lapangan YY dalam situasi darurat pada saat sumur YYA-1 terjadi aliran gelembung gas dari sumur yang perlu ditindaklanjuti dengan penutupan sumur," kata Ifki dalam konferensi pers di Gedung Tower PHE, Jakarta, Rabu (17/7).

(Baca: Proyek Onstream Semester II Diharapkan Dongkrak Lifting Migas)

Ifki menjelaskan, gelembung gas muncul ketika dilakukan tahap persiapan produksi di sumur YYA-1. PHE pun langsung menerjunkan tim khusus Incident Management Team (IMT) untuk memantau perkembangan di sekitar sumur. PHE juga menganalisa penyebab kebocoran dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani kasus ini.

"Kami laporkan terus perkembangannya ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Direktorat Jenderal Migas. Ada dua orang dari Ditjen Migas di dalam IMT. Kami harapkan segera keluar hasil assesement-nya pada hari ini," kata Ifki.