Harry Azhar Azis, Calon Anggota BPK yang Dibayangi Panama Papers

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Harry Azhar Azis memberikan sambutan pada peluncuran Festival Film Kawal Harta Negara 2017, di Jakarta, Selasa (14/3).
Penulis: Dwi Hadya Jayani
4/7/2019, 18.23 WIB

Mahasiswa Teladan yang Ahli Ekonomi

Sejak masih di bangku kuliah, Harry mengasah kemampuan berpolitiknya dengan terlibat aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan. Ia tercatat sebagai Presidium Dewan Mahasiswa APP Departemen Perindustrian RI, ketua umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 1983-1986, dan aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Ayah dari tiga anak ini pernah menjadi pengurus di organisasi pemuda Golkar, yaitu Kosgoro, AMPI, dan AMPG. Pada awal reformasi ia menjadi staf ahli dari Fraksi Golkar MPR RI pada 2001-2004.

Harry juga berhasil memenangkan dua pemilu sebagai anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014. Namun saat akan bersaing kembali, Harry kalah lantaran merasa telah dikenal di Kepulauan Riau sehingga modal yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pemilu sebelumnya.

Meskipun dikenal sebagai politisi Golkar, sebelumnya ia merupakan seorang akademisi yang telah mengabdi di banyak universitas. Sejak 1985 ia menggeluti profesi sebagai dosen yang dimulai dari Universitas Islam Assyafii’yah. Selanjutnya, ia berkontribusi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Universitas Tarumanegara, STIMA Kosgoro, Universitas Mercu Buana, Universitas Jayabaya, UPN Veteran, dan Universitas Indonesia.

Prestasi akademik telah Harry torehkan sejak menjadi mahasiswa. Ia pernah menyandang predikat Mahasiswa Teladan Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Departemen Perindustrian RI pada 1976. Ia juga berkesempatan mengikuti beberapa program pertukaran pelajar. Pertama, program Award for Young Leaders, USIA, Jakarta-Washington DC pada 1986. Kedua, Scholarship Award for ASEAN Youth yang merupakan program kerja sama antara Pemerintah Jepang dan Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga RI pada 1987 dan 1993.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki jenjang pendidikan yang fokus di bidang ekonomi. Harry menamatkan pendidikan di Manajemen Perusahaan, APP Departemen Perindustrian RI pada 1975-1980. Kemudia ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen Industri, Departemen Perindustrian RI pada 1981-1985.

Harry berhasil lulus dengan IPK sebesar 3,7 di University of Oregon, Amerika Serikat pada 1988-1990 dengan gelar Master of Arts (MA) bidang Kebijakan Ekonomi Publik. Lalu ia melanjutkan untuk jenjang doktor dan berhasil meraih IPK 3,8 di Oklahoma State University, Amerika Serikat pada 1994-2000 dengan gelar Doctor of Philosophy (PhD) bidang Ekonomi.

Atas keahliannya tersebut, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi XI DPR RI yang membidangi perekonomian. Selain itu, ia juga berkiprah selama 10 tahun di komisi ini hingga dapat menjadi bekal dalam menjalani fit and proper test di Komisi XI sebagai calon anggota BPK. Ia berhasil menang dengan mekanisme voting dan menyisihkan 61 pesaing lainnya.

Harry juga dipercaya menjadi Panitia Khusus (Pansus) untuk Rancangan Undang-Undang (RUU) BPK pada 2006, RUU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) DPR RI 2005-2025 pada 2007, dan RUU Perbankan Syariah 2007-2008. Selain itu, ia juga ikut membahas RUU Perpajakan (2005-2009) dan menjadi ketua Pansus RUU Pajak dan Retribusi Daerah (2006-2008).

(Baca: Seleksi Anggota BPK Dinilai Tak Transparan, Sarat Kepentingan Politik)

Halaman:
Reporter: Dwi Hadya Jayani