Libatkan BNPT, Pansel KPK Siap Tangkal Calon yang Terpapar Radikalisme

JAY/Humas Kepresidenan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Pansel KPK di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/6).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
17/6/2019, 12.20 WIB

Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Di sana, Pansel KPK menyampaikan rencana untuk melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menyelidiki rekam jejak kandidat.

Ketua Pansel KPK Yenti Ganarsih menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyatakan komitmen atas pencegahan dan pemberantasan korupsi. Karenanya, proses seleksi diserahkan sepenuhnya kepada Pansel KPK.

"Beliau sesuai komitmen dan menyatakan, terserah kepada Pansel. Sepanjang itu mengikuti aturan-aturan yang ada, serta mengikuti kebutuhan dan keadaan di Indonesia," ujar Yenti usai pertemuan, Senin (17/6).

Dengan melibatkan BNPT dan BNN, menurut Yenti, akan membuat proses penyelidikan atas rekam jejak kandidat menjadi lebih ketat. Sebelumnya, dalam proses ini, Pansel KPK juga menimbang masukan dari polisi, jaksa, KPK, dan Badan Intelejen Nasional (BIN).

(Baca: Mantan Penasihat KPK Pimpin Aksi Kawal Sengketa Pilpres 2019 di MK)

Dosen Hukum Pidana Universitas Trisakti ini menyatakan, BNPT bakal memberikan masukan untuk pemahaman psikologi tentang kecenderungan seseorang yang bisa terpapar radikalisme.

Halaman:
Reporter: Michael Reily