Kawal Pemilu Keluhkan Adanya Data C1 Terindikasi Palsu

ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Anggota KPPS mencatat perolehan suara saat penghitungan suara Pemilu serentak 2019 di TPS 77 Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jawa Barat, Rabu (17/4/2019).
Penulis: Desy Setyowati
21/4/2019, 10.04 WIB

Tim Kawal Pemilu melakukan rekonsiliasi data terkait Pemilihan Umum (Pemilu) pada Jumat (19/4) malam hingga Sabtu (20/4) dini hari. Hasilnya, Kawal Pemilu menemukan beberapa kejanggalan seperti adanya data C1 yang terindikasi palsu.

Ciri-ciri data C1 yang diduga palsu itu seperti tidak ada hologram dan penggelembungan jumlah suara yang melampaui jumlah pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersebut. “Data itu diunggah ke situs perhitungan real count Kawal Pemilu,” ujar tim administrasi Kawal Pemilu lewat akun Twitter-nya @KawalPemilu2019, kemarin (20/4).

(Baca: Real Count KPU 8,09%: Jokowi 54,2% dan Prabowo 45,8%)

Selain itu, ada indikasi upaya perusakan data di situs perhitungan sejati (real count) @KawalPemilu2019 dengan cara mengunggah ratusan foto C1 yang sama. Bahkan, jumlah foto C1 itu bisa mencapai 200 di TPS yang sama pula.

Ada juga unggahan foto-foto non C1 dengan jumlah yang lumayan banyak ke berbagai TPS. "Dampaknya pada proses perhitungan real count membuat tim moderator menjadi kesulitan memproses secara efektif, karena banyaknya foto non C1 dan C1 yang terindikasi palsu," ujarnya.

(Baca: KPU Buka Layanan Pengaduan Penghitungan Suara Pemilu Lewat WhatsApp)

Apabila moderator kewalahan dengan derasnya data yang tidak relevan ini, tim Kawal Pemilu khawatir proses pendigitalan menjadi terhambat. Alhasil, mereka khawatir kecepatan barisan admin verifikasi saat memeriksa ulang data menjadi terhambat.

Untuk itu, Kawal Pemilu mengimbau semua simpatisan dan tim pendukung kedua kandidat untuk membantu mereka secara jujur dan berintegritas. "Ingatlah, apabila kalian berupaya mengacaukan perhitungan real count Kawal Pemilu, kita semua yang rugi," kata tim administrasi Kawal Pemilu.

(Baca: Real Count Sementara KawalPemilu dan KPU: Jokowi Lebih Unggul)

Kawal Pemilu pun bakal memonitor akun-akun Facebook yang terindikasi berupaya melakukan perusakan atau mengacaukan proses perhitungan real count mereka. “Kami akan melakukan banned (akun) bagi yang tetap berkukuh,” ujar dia.

Tim Kawal Pemilu mengatakan, pernyataan mengenai upaya perusakan ini merupakan bagian dari komitmen transparansi mereka. Tim ini juga mengklaim bahwa sistem informasi teknologi dan jaringannya aman, karena menggunakan pengamanan berlapis.

Saat ini, tim informasi teknologi Kawal Pemilu tengah memperbaiki fitur guna mereduksi terjadinya kesalahan atau error.

(Baca: Ada Upaya Delegitimasi KPU dan Bawaslu, Publik Diajak Kawal Pemilu )

Reporter: Desy Setyowati