Kajian Lanjutan Kilang Bontang Perlu Waktu 2 Tahun

Katadata | Dok.
Kilang Pertamina
15/4/2019, 19.33 WIB

OOG merupakan badan usaha jasa hilir migas asal Muscat, Oman. Mereka memiliki bisnis jasa konstruksi, manajemen proyek, dukungan operasi dan pemeliharaan, serta solusi teknik dan konstruksi. Perusahaan ini terpilih menjadi mitra Pertamina setelah melewati proses seleksi pada Januari 2018 lalu. "Kami tetapkan kriteria, seperti finansial yang kuat," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

(Baca: Dirut Pertamina: Konstruksi Kilang Balikpapan Mulai Dibangun)

Pertamina memiliki hak kelola di Kilang Bontang sekitar 10-30 persen. Sisanya mayoritas dimiliki oleh OOG. Alasan OOG menjadi mayoritas di kilang tersebut untuk menghemat belanja modal Pertamina. Dengan begitu, Pertamina bisa melakukan ekspansi bisnisnya dan kilang lainnya seperti di Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Tuban.

Di luar rencana pembangunan kilang, Pertamina akan membeli sebagian produk olahan minyak seperti bensin, avtur, dan elpiji, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Setelah kilang-kilang Pertamina terbangun dan  kebutuhan dalam negeri tercukupi, hasil olahan minyaknya akan diekspor.

(Baca: Aturan Presiden Soal Kilang Direvisi, Pertamina Harus Setor Modal)

Halaman: