Jika Tak Ada Kejutan, PDIP dan Gerindra Bisa Ambil Posisi Dua Besar

ANTARA/OKY LUKMANSYAH
Ilustrasi Partai Peserta Pemilu 2019
13/4/2019, 17.44 WIB

Charta Politika mulai berani memastikan dua partai, yakni PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra (Gerindra), akan menjadi partai dua besar dalam Pemilihan Umum 2019 (Pemilu 2019) mendatang. Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat memaparkan hasil survei terbaru di Jakarta, Sabtu (13/4).

Survei terbaru Charta dilakukan kepada 2.000 responden dengan sampel acak, dengan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling). Survei yang dilakukan sejak tanggal 5-10 April ini memiliki margin of error 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%.

Dalam survei tersebut, PDIP mendapatkan perolehan suara responden tertinggi dengan 24,1%, Gerindra berada di tempat kedua dengan 14,9% suara. Dengan menghitung potensi penambahan dan pengurangan 2,19% maka dua partai ini diprediksi akan berada di posisi dua besar dengan nyaman. Apalagi kalau dalam sisa waktu ini tak ada kejadian signifikan. "Saya pastikan kalau tidak ada kejadian besar, PDIP dan Gerindra jadi yang terbesar," kata Yunarto.

(Baca: Indopolling Prediksi Hanya Enam Parpol Lolos ke Parlemen)

Sedangkan Golkar mendapatkan elektabilitas 11,4% disusul Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,4% keterpilihan responden. Yunarto juga mengatakan tiga partai yakni Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berada di posisi berdekatan denban elektabilitas 6,8%, 6,6%, dan 6,4%.

Adapun Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan, Perindo, Partai Solidaritas Indonesia, Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Berkarya, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) masih berada di bawah ambang parlemen 4%.

"Tapi ini kan kalau perhitungan berdasarkan pilihan responden hari ini," kata dia. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan 8,5%.

Yunarto menjelaskan, PDIP dan Gerindra menikmati efek ekor jas (coattail effect) dua calon presiden yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Partai lain yang disinyalir menikmati efek tersebut adalah Partai Kebangkitan Bangsa dengan Ma'ruf Amin yang diasosiasikan Nahdlatul Ulama. "PKS juga menikmati pemilih Prabowo yang relijius," kata dia.

Adapun Yunarto menganalisis kemungkinan elektabilitas PPP tertahan lantaran ditangkapnya Romahurmuziy. Sedangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Perindo masih berpotensi lolos lantaran margin of error sebesar 2,19%. "Bisa margin ke atas, tapi bisa juga malah ke bawah," pungkasnya.

(Baca: KPU: Ada Kelompok Terorganisir Produksi Hoaks untuk Ganggu Pemilu )

Reporter: Ameidyo Daud Nasution