Perusahaan rintisan kopi on-demand Fore Coffee menargetkan bisa membangun 100 gerai pada Kuartal-II 2019. Rencana ini diambil lantaran penjualan produk Fore meningkat tajam.
Sejak meluncurkan aplikasi pada pekan kedua Desember 2018, Fore mencatat penjualan tumbuh 1.478 % dari 19 ribu menjadi 300 ribu gelas kopi per bulannya. Setidaknya, Fore menjual 10 ribu gelas kopi sehari. Sebanyak 85 % dari total penjualan dipesan melalui aplikasi dan layanan pesan-antar.
CEO Fore Coffee Robin Boe mengatakan, perusahaannya berusaha mengatasi persoalan konsumen saat ingin membeli kopi, seperti keterbatasan waktu. “Lewat aplikasi, mereka bisa melakukan banyak hal lain yang lebih produktif sembari menunggu kopi kami sampai ke tangan mereka,” katanya dalam siaran pers, Kamis (11/4).
(Baca: Fore Coffee Raih Pendanaan Rp 127 Miliar dari East Ventures)
Sejalan dengan tingginya permintaan konsumen, Fore berencana membuka 100 gerai hingga Juni 2019 ini. Saat ini, Fore memiliki 35 gerai di Jakarta. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibanding Januari yang hanya 19 outlet.
Aplikasi Fore juga sudah diunduh 500 ribu kali Google Play Store ataupun App Store. Robin mengklaim, Fore menjadi perusahaan spesialisasi kopi pertama yang memanfaatkan aplikasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
(Baca: Industri Kreatif dalam Bidikan Para Pengusung Modal)
Fore memang fokus pada teknologi. Sebab, Robin mencatat ada keuntungan karena menggunakan teknologi. Pertama, Fore menggunakan mesin yang menghasilkan rasa kopi yang konsisten dan berkualitas. Kedua, aplikasi mempermudah proses pemesanan bagi pelanggan.
Setiap bulan, Fore membeli 6,5 ton biji kopi langsung dari petani. Komoditas ini berasal dari 137 hektar perkebunan kopi yang diolah oleh 600 petani di Indonesia.
Karena perkembangan bisnisnya ini, Fore pun memperoleh pendanaan Seri A di Januari lalu. Secara keseluruhan, Fore mengumpulkan pendanaan US$ 9,5 juta atau sekitar Rp 134 miliar. Investasi ini dipimpin oleh modal ventura East Ventures dan diikuti oleh SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan beberapa angel investor.
(Baca: Maxx Coffee Berencana Buka 30 Gerai Baru Tahun Ini)
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, pemanfaatan data mendorong terjadinya kustomisasi yang kemudian menciptakan pengalaman baru bagi konsumen. “Dengan menggabungkan hal ini dengan infrastruktur yang dioptimalkan, maka distribusi produk dan customer touch point bisa berkembang pesat,” ujarnya.
Berangkat dari kesadaran tersebut, Fore memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang serba instan. Caranya, dengan merilis aplikasi dan menggandeng sistem pembayaran seperti OVO dan Go-Pay.
(Baca: Starbucks Indonesia Naikkan Harga Produk per April 2019)