Kemenperin Gelar Innovating Jogja, Cetak Startup Batik dan Kerajinan

ANTARA FOTO/Moch Asim
Pengunjung melihat produk batik di salah satu stan pameran Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/5). Pameran yang berlangsung hingga 14 Mei 2017 tersebut menampilkan berbagai produk batik, bordir, tenun dan aksesoris dari 38 kabupaten di Jawa Timur untuk memberi apresiasi dan kesempatan kepada para perajin mengembangkan kreatifitas, produktifitas dan jaringan pasar.
10/4/2019, 02.00 WIB

Ekspor Batik dan Kerajinan

Kepala BBKB Titik Purwati Widowati mengatakan, batik merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi cukup besar bagi perekonomian nasional melalui capaian ekspornya. Pada tahun lalu, nilai ekspor produk tenun dan batik mencapai US$ 53,3 juta atau sekitar Rp 753 miliar.

Tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk tenun dan batik menembus US$ 58,6 juta atau naik 10% dari capaian tahun lalu. Adapun daerah tujuan utama ekspor batik yaitu negara maju seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.

(Baca: Marketplace Kerajinan Lokal Qlapa Gulung Tikar)

Sementara itu, ekspor produk kerajinan atau kriya tercatat sebesar US$ 823 juta atau lebih dari Rp 11 triliun untuk periode Januari-November 2018. Jumlah tersebut naik dibandingkan periode sama tahun lalu, meskipun kenaikannya tipis yaitu hanya 0,36%.

Kontribusi industri batik dan kerajinan terhadap perekonomian juga tercermin dari daya serapnya terhadap tenaga kerja. Jumlah industri kerajinan Indonesia tercatat melebihi 700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang.

Pembentukan Ekosistem Inovasi untuk Kembangkan Industri Manufaktur

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyatakan pentingnya pengembangan industri manufaktur melalui inovasi dan teknologi. Adapun lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) di seluruh Indonesia dapat menjadi penyokong utama terbentuknya ekosistem inovasi.

Menurut dia, balai-balai Litbang di bawah naungan instansinya terus menggandeng sektor swasta untuk berkontribusi dalam kegiatan riset atau alih teknologi. Hingga saat ini, terdapat 11 Balai Besar dan 11 Balai Riset Standardisasi (Baristand) industri di bawah naungan.

Tujuannya, “Mendukung kemajuan sektor manufaktur nasional,” kata dia, seperti dikutip dari siaran pers. Penyelenggaraan Innovating Jogja oleh BBKB adalah salah satu langkah badan Litbang dalam mendukung ekosistem inovasi.

Halaman: