Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Haryanto W.S. menjelaskan beberapa pembangkit listrik ditargetkan beroperasi di wilayah tersebut pada 2019-2020. Pembangunan pembangkit ini merupakan bagian dari program 35.000 megawatt (MW).
Seiring operasional pembangkit tersebut, harga listrik berpotensi lebih murah. Ini lantaran adanya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar batu bara yang lebih murah ketimbang bahan bakar minyak (BBM) dan gas.
"Begitu proyek ini selesai harganya cuma 4,2- 4,5 sen per kWh (kilowatt-hour). Sehingga listrik Indonesia bisa lebih kompetitif dari negara lain," kata Haryanto di Banten, Jumat (29/3).
(Baca: Sepi Peminat, Pengembangan Energi Terbarukan di Banten Masih Minim)
Beberapa pembangkit yang ditargetkan segera beroperasi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 2 dengan kapasitas 800 MW pada Mei 2019. Lalu, PLTU Lontar Extension berkapasitas 315 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan berkapasitas 100 MW pada September 2019.
Kemudian, PLTU Jawa 7 Unit 1 berkapasitas 2.000 MW pada Oktober 2019. PLTGU Muara Karang berkapasitas 500 MW pada Maret 2020. Kemudian, PLTU Jawa 9 dan Jawa 10 ditargetkan beroperasi pada 2020, dengan kapasitas masing-masing 1.000 MW.
(Baca: PLTU Jawa 7 Beroperasi Lebih Cepat, PLN Bisa Hemat Rp 1 Triliun)
Adapun Jawa Barat ditargetkan menyumbang 5.700 megawatt (MW) dalam program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. Sejauh ini, pembangkit yang beroperasi secara komersial (Commercial on Date/COD) baru mencapai 811 MW atau 14% dari target. Namun, Haryanto menyatakan pihaknya masih berkomitmen mengejar target yang sudah ditetapkan.
Selain target pembangkit listrik 5.700 MW, Jawa Barat mendapat target pembangunan transmisi listrik sepanjang 2.189,4 kilometer sirkit (kms). Sejauh ini, transmisi yang telah beroperasi sepanjang 667,7 kms. Sementara itu, transmisi sepanjang 764,9 kms sedang dalam masa konstruksi dan 757,8 kms masih pra-konstruksi.
Selain itu, ada target pembangunan gardu induk 28.002 megavolt ampere (MVA). Sejauh ini, yang telah beroperasi sebesar 14.645 MVA atau 52% dari target. Gardu induk yang dalam masa konstruksi sebanyak 5.377 MVA, dan gardu induk dalam masa pra konstruksi 7.960 MVA.