Kuasai Lahan 6.000 Hektare, Luhut: Ketimbang Minta Jadi Komisaris

ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, ketika meninjau uji coba KIR gratis di Jawa Timur.
28/2/2019, 15.22 WIB

Luhut juga beranggapan semua yang dilaluinya merupakan misteri hidup. Setelah purnatugas di TNI, ia dipanggil Presiden RI ketiga B.J. Habibie untuk bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Singapura. Padahal, saat itu dia memimpikan untuk pensiun. Namun, tugas tersebut justru membawa keberuntungan di kemudian hari. "Karena banyak jaringan di sana (Singapura) yang membantu saya di kemudian hari," kata dia.

Hal yang sama terjadi setelah tujuh bulan bertugas di Negeri Singa. Luhut dipanggil oleh Presiden RI keempat Gus Dur. Dia berpikir, Gus Dur akan menawarkan jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Ternyata, Gus Dur menawarkan jabatan sipil sebagai menperindag. "Saya kesal juga, dipikir jadi Kasad tapi jadi keset," ungkapnya. Namun di kemudian hari hal ini tidak disesalinya.

Sebelumnya, Luhut mengatakan, ia memiliki lahan tambang batu bara seluas 6.000 hektare di Kalimantan Timur. Namun, ia menolak wacana pengumuman kepemilikan lahan dalam konsesi besar sebagaimana tuntutan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Menurut Luhut, lahan yang dikuasainya merupakan konsesi yang diberikan pemerintah kepada perusahaannya. Ia mengklaim perusahaannya memenuhi kewajiban yang disyaratkan negara untuk bisa menguasai lahan tersebut.

Oleh karena itu, penguasaan lahan tersebut tak perlu dipermasalahkan. "Sepanjang lahan produktif dan memenuhi kewajiban dengan benar, ya enggak ada masalah," kata Luhut.

(Baca: Luhut : Mau Pilih 01 atau 02 Sesukamu, Asal Jangan Sebar Fitnah)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution