Lifting atau produksi minyak terjual di Bojonegoro, Jawa Timur, sepanjang tahun lalu sudah melampaui target. Kinerja lifting minyak yang sangat signifikan membuat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mendapat dana bagi hasil (DBH) hingga Rp 2,24 triliun.
Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo mengatakan lifting minyak Bojonegoro mencapai 79,6 juta barel. Capaian ini lebih tinggi 1,2 juta barel dibandingkan prognosa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 78,38 juta barel.
Tingginya lifting ini membuat jatah DBH yang didapat daerah tersebut meningkat sangat besar. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menargetkan perolehan DBH migas daerahnya dalam APBD Perubahan 2018 sebesar Rp 943,2 miliar. Namun, realisasinya jauh melampaui target, yakni sebesar Rp 2,28 triliun atau 241,5%.
(Baca: Hingga September 2018, Produksi Blok Cepu Lampaui Target)
Peningkatan lifting ini disebabkan produksi minyak di wilayah tersebut stabil, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Adapun produksi minyak untuk kuartal IV 2018 mencapai 20,6 juta barel untuk triwulan IV 2018. Ada kelebihan 1,2 juta barel dibandingkan perhitungan sebelumnya.
Herry yakin kelebihan produksi minyak itu akan menambah pendapatan dana bagi hasil (DBH) migas daerahnya sekitar Rp 300 miliar yang akan diterima pada 2019. "Daerah biasanya menerima DBH migas triwulan I pada April. Kalau perkiraan kami perolehan DBH migas triwulan I sekitar Rp 400 miliar," ujarnya, seperti dikutip Antara, Rabu (27/2).
(Baca juga: Upaya ExxonMobil Genjot Produksi Blok Cepu Hingga 220 Ribu Barel)
Dengan capaian ini, dia optimistis perolehan DBH migas daerahnya yang terpasang di dalam APBD 2019 sebesar Rp1,8 triliun tidak akan terganggu. Alokasi DBH migas dinilai sangat aman tidak akan terganggu, karena adanya kelebihan produksi 1,2 juta barel pada triwulan IV 2018. “Selain itu juga adanya silpa DBH migas pada 2018," katanya.
Mengenai harga minyak dunia yang sempat turun, menurut dia, tidak akan menjadi masalah. Menurunnya harga minyak tidak akan mempengaruhi perolehan DBH migas. Apalagi saat ini harga minyak sudah naik lagi menjadi US$ 66 per barel.
Produksi minyak di daerah tersebut dihasilkan dari Lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Kemudian dari Lapangan Sukowati dengan operator Pertamina EP Sukowati Field.
(Baca: Produksi Minyak Pertamina EP Awal Tahun Masih di Bawah Target)