Antisipasi Ancaman Terorisme, TNI Persiapkan Perang Kota

ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Prajurit TNI AD mematahkan kayu balok menggunakan kepala ketika atraksi bela diri Yongmoodo, di Makodam I/Bukit Barisan, Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/3). Bela diri yang memadukan pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian tersebut merupakan bela diri wajib bagi prajurit TNI AD.
16/1/2019, 23.00 WIB

(Baca: Kapolri: Aksi Terorisme Meningkat Selama 2018)

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan, keterlibatan TNI dalam pemberantasan terorisme tergantung besar aksi teroris itu sendiri. Apabila spektrum terorisme tersebut berskala menengah menuju besar maka TNI akan segera masuk dan dilibatkan. Menurutnya, isu terorisme saat ini sudah dalam skala menengah.

Bukan hanya untuk mengantisipasi terorisme, Hadi juga mengatakan, TNI akan diturunkan dalam upaya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. TNI akan menambah satu kapal Landing Platform Dock (LPD) sebagai bentuk kesiagaan bencana. Sebelumnya, TNI Angkatan Laut telah memiliki kapal rumah sakit, yakni KRI Soeharso.

Masih soal bencana, Hadi juga memastikan, TNI AL akan terus berpatroli untuk menjaga alat deteksi tsunami agar tidak hilang. "Berdasarkan kajian ahli di mana patahan besar (megathrust) itu (mulai) di Mentawai, Selat Sunda, hingga Bali dan Nusa Tenggara Timur," kata Hadi.

(Baca: Kepala BNPB Usulkan Alat Deteksi Dini Bencana Dijaga TNI)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution