Efek Kampanye Hiperbola Prabowo-Sandiaga terhadap Demokrasi

ANTARAFOTO | Arif Firmansyah
Calon presiden Prabowo Subianto di tengah acara pertemuan dengan pengemudi ojek online di lapangan parkir Sirkuit Internasional Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 16 Desember 2018
6/1/2019, 07.38 WIB

Selain itu, pasangan Jokowi-Ma'ruf juga harus pandai mengelola isu dan bukan malah menjadi juru pemasaran isu paslon 02. "Kalau hanya membuktikan hoaks saja, yang jadi brand leader-nya Prabowo-Sandiaga," kata dia.

(Baca: Isu 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos dan 62 Hoaks Lain Seputar Pemilu)

Melihat dari Dua Sisi

Sementara itu, Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, terlepas apa yang disampaikan Prabowo dan Sandiaga, hal-hal tersebut berhasil menimbulkan perbincangan publik. Dalam pernyataan Prabowo soal selang cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang dipakai oleh 40 pasien, hal ini memunculkan wacana audit pada rumah sakit tersebut. "Masyarakat mulai memikirkan apa yang terjadi dengan diri mereka," kata Hendri kepada Katadata.co.id.

Pernyataan Prabowo tersebut dibantah oleh Direktur Utama RSCM Lies Dina. Menurutnya, dalam pelayanan hemodialisis (cuci darah) selang dan dialiser hanya dipakai satu kali.

Hendri meminta semua pihak melihat fenomena ini pada kedua paslon, bukan hanya dari kubu Prabowo-Sandiaga. Ia mencontohkan pernyataan Ma'ruf Amin mengenai Esemka. Ma'ruf seperti dikutip beberapa media pada September 2018, menyatakan mobil Esemka siap produksi pada Oktober 2018. Namun, hal tersebut urung terlaksana. "Jadi jangan satu sisi dan satu aspek," kata dia.

Yunarto menambahkan, isu bohong terkait kontestasi politik ini dapat ditangkal dengan ketegasan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hingga pihak Kepolisian. Selain itu gerakan masyarakat untuk menyaring hoaks yang beredar di media sosial juga perlu diberdayakan lebih dalam. "Tidak bisa berharap pada elit karena mereka bicara menang kalah saja," kata dia.

(Baca: Mafindo: Hoaks Pilpres 2019 Tak Semasif Ketika 2014)

Halaman: