Langkah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membuka data migas beberapa waktu lalu mendapat respons positif. Perusahaan migas yang masuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama menilai kebijakan tersebut akan memudahkan kerja investor untuk melakukan studi awal di suatu blok.
Vice President Exploration PT Saka Energi Indonesia Rovicky Putrohari mengatakan, pada dasarnya, buka data merupakan dukungan pemerintah untuk meningkatkan kembali kegiatan eksplorasi. Dengan begitu diharapkan bisa menggairahkan investasi di sektor hulu migas.
“Kemudahan mengintip data ini dapat membantu kontraktor KKKS maupun calon KKKS yang akan mengambil blok untuk studi awal,” kata Putrohari kepada Katadata.co.id, Kamis (6/12). (Baca: Demi Tingkatkan Investasi, SKK Migas Buka Data Seismik).
Ke depannya, Rovicky menghimbau pemerintah bisa semakin massif mempublikasikan data migas. Sebab, pembukaan data yang dilakukan SKK Migas saat ini masih terbatas. “Karena datanya hanya boleh “diiintip”. Data tidak boleh “dibawa pulang”,” ujar dia.
Dia berharap data yang sudah dibuka oleh SKK Migas bisa dikaji secara bersama-sama dengan pemangku kepentingan dan investor terkait. Hasil kajiannya lalu dipublikasikan untuk menarik minat investor.
Sebab, publikasi itulah yang ditunggu-tunggu investor untuk segera memanfaatkannya dalam pertimbangan bisnis. “Kan perlu payung hukum dalam setiap menggunakan data migas,” kata dia.
Dihubungi terpihah, CoFounder & Direktur PT Sriwijaya Emas Hitam Moshe Rizal Husin mengatakan sudah seharusnya data migas dibuka untuk umum. Data ini akan dikaji para Kontraktor untuk menentukan apakah satu blok migas dirasa cukup menjanjikan.
Sebelumnya SKK Migas telah mendapatkan izin untuk membuka data migas dari pemerintah. Di antara data yang dibuka adalah informasi seismik line sepanjang 1.316 kilometer, dan data 368 sumur kunci regional seluruh indonesia. (Baca juga: 5 Pekerjaan Utama Asosiasi Perusahaan Migas untuk Gairahkan Industri)
Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti menyatakan data tersebut akan ditawarkan ke berbagai pihak. Mereka di antaranya investor, perguruan tinggi, perusahaan jasa, ataupun pihak lainnya yang berminat melakukan kolaborasi dalam mengkaji data bersama tim SKK Migas dan Indonesian Society of Petroleum Geologist (ISPG) yang telah dibentuk sebelumnya.
Saat ini terdapat lima tim pengkajian data yang terbagi menjadi tim Sumatra, Natuna, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Tim ini terdiri dari para ahli geologi dan geofisis yang ada di Indonesia. Seluruh pihak yang berminat untuk menggunakan data-data tersebut serta untuk melakukan kolaborasi dengan SKK Migas dapat langsung menghubungi Divisi Eksplorasi SKK Migas.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher berharap pembukaan data tersebut menarik para investor maupun peneliti untuk menemukan cadangan raksasa (giant discovery). “Ini mendukung iklim investasi hulu migas agar lebih baik,” ujar dia berdasarkan siaran resminya beberapa waktu lalu.
Dalam empat tahun terakhir, tren investasi hulu migas menurun. Pada 2014, investasinya mencapai US$ 21,7 miliar, lalu pada 2015 sebesar US$ 17,9 miliar, 2016 sebanyak US$ 12,7 miliar, dan tahun lalu hanya US$ 11 miliar. Adapun hingga kuartal III tahun 2018, investasi yang masuk baru US$ 8 miliar.