Pebisnis : Blockchain Tepat untuk Pemetaan Geografis Kopi

Dini Hariyanti | Katadata
Bekraf melakukan sosialisasi logo \"Kopi Indonesia\" kepada awak media, di Jakarta, Kamis (22/11).
Penulis: Dini Hariyanti
28/11/2018, 16.22 WIB

"Daerah lain yang pertanian kopinya sudah lama, sudah memiliki polanya sendiri. Kalau Bengkulu relatif baru. Pemetaan indikasi geografis ini waktunya beda-beda. Dengan teknologi bisa tiga hingga enam bulan atau lebih," tutur Daroe.

(Baca juga: Bekraf Gandeng Pebisnis Kopi untuk Pasarkan Logo "Kopi Indonesia"

Pemanfaatan blockchain untuk indikasi geografis kopi nusantara mendapat dukungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Kejelasan informasi geografis merupakan bekal untuk meningkatkan nilai jual kopi dan produk turunannya, baik di dalam maupun luar negeri.

Andy Ruswar selaku Kasubdit Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah Deputi Pemasaran Bekraf menyatakan, pihaknya tengah berupaya meningkatkan pemasaran dan distribusi kopi Indonesia ke berbagai negara.

"Ingin perluas ekspor (kopi). Biasanya hanya ekspor ke negara-negara mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Ke depan, kami ingin perluas distribusi ke pasar ekspor nontradisional, semisal Afrika dan Tiongkok," kata dia.

(Baca juga: Perluas Pasar Ekspor, Indonesia Perlu Standar Baku Kopi Premium

Halaman: