(Baca juga: PKS Desak Keputusan Cawapres di Ramadhan, Gerindra: Masih Seleksi)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong wacana mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2019. Anies rencananya disandingkan dengan mantan Gubernur Jawa Barat yang juga politikus PKS Ahmad Heryawan (Aher).
Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal mengatakan, wacana ini merupakan aspirasi yang berkembang di PKS dan masyarakat. Pada mulanya, Anies memang hendak digadang sebagai cawapres mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Namun, elite PKS kemudian menilai lebih baik jika Anies langsung didorong untu maju sebagai capres. "Itu aspirasi yang dikembangkan, (lantas) kami suarakan," kata Mustafa di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (26/7).
(Baca juga: Bursa Cawapres, JK: Tanggung Jawab Anies di Jakarta)
Mustafa menyebut jika wacana ini bukanlah upaya mengkonfrontir duet Prabowo-Anies. Sebelum muncul duet Anies-Aher, deklarasi Prabowo-Anies digelar relawan Sohib Bang Biem di Warung Etnika, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (10/6).
Deklarasi itu dimotori oleh salah satu politisi Gerindra Biem Triani Benjamin. Biem menilai salah satu alasan menduetkan Prabowo-Anies karena faktor elektabilitas.
Keputusan akhir mengenai wacana Anies-Aher ini akan ditentukan oleh Majelis Syuro PKS setelah pemungutan suara Pilkada 2018 pada Rabu (27/6).
"Saya kira itu merupakan dinamika menjelang penentuan kami pada akhirnya nanti siapa capres dan cawapres definitif yang akan diputuskan di Majelis Syuro," kata Mustafa.
Mustafa menyatakan usulan ini tak menggoyahkan koalisi yang dibangun dengan Gerindra. PKS tetap berharap dapat berkoalisi dengan Gerindra dalam Pilpres 2019.
"Itu mitra koalisi yang selama ini telah membangun kebersamaan secara luar biasa," kata dia.
(Baca juga: Bertemu Dua Kali dengan Jokowi, PKS Klaim Tolak Tawaran Koalisi)
Sementara itu Gerindra menganggap usulan Anies-Aher hanya merupakan wacana yang diajukan oleh segelintir elite politik dan bukan pandangan resmi PKS. "Itu bukan sikap resmi PKS, selama ini mereka tak pernah mengajukan usulan tersebut kepada kami," kata Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade dihubungi Katadata.co.id.
Andre mengatakan hingga kini Gerindra hanya mengajukan Prabowo dalam Pilpres 2019 dan optimistis para partai koalisi tetap solid mendukung rencana tersebut. "Sesuai hasil Rakornas, Gerindra tetap berpendirian mengusung Pak Prabowo," kata Andre.
Di lain kesempatan Andre pun mengatakan, Prabowo hingga kini memiliki tingkat elektabilitas yang lebih baik dibandingkan capres lain. Hanya Prabowo yang elektabilitasnya di bawah petahana Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid yang pertama kali menggaungkan wacana duet Anies-Aher dalam Pilpres 2019. Hidayat mengatakan, PKS menganggap lebih baik Anies maju sebagai capres.
"Kader PKS berpendapat bahwa memperjuangkan Pak Anies menjadi gubernur kan bukan perjuangan main-main. Daripada beliau cawapres ya, dicapreskan saja," kata Hidayat di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/6).
Untuk bisa memajukan Anies-Aher, PKS perlu berkoalisi dengan partai lain. Dari hasil Pemilu 2014, PKS hanya memiliki 7,1% kursi di DPR dan 6,79% suara nasional hasil Pemilu 2014.
Dalam aturan Undang-undang Pemilu tentang presidential threshold atau ambang batas persyaratan capres, parpol harus memiliki minimal 20% kursi di DPR atau 25% suara sah nasional.