Alasan PDIP Beri Bantuan Hukum Dua Kepala Daerah Terjerat Dugaan Suap

ANTARA FOTO/Moch Asim
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus PDIP, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/2/2018).
Editor: Yuliawati
13/6/2018, 09.51 WIB

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memilih membela dua kadernya yakni Walikota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar dan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo yang terjerat kasus dugaan korupsi. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pembelaan terhadap keduanya karena menganggap operasi tangkap tangan tersebut bermuatan politik.

Hasto mengambil kesimpulan setelah mendengar langsung keterangan dari masyarakat dan tokoh di kedua daerah tersebut. Dia mendapatkan identitas pihak yang disinyalir menggunakan upaya hukum untuk menjegal keduanya.

"Jadi kami tetap beri dukungan dan advokasi di dua wilayah karena ada politisasi di situ," kata Hasto di Jakarta, Selasa (12/6).

(Baca juga: Deposito Pemprov Diduga Janggal, Gubernur Aher Dilaporkan ke KPK)

Keputusan PDIP ini, kata Hasto, berbeda dengan kasus di daerah lain di mana kader akan dipecat apabila tersangkut masalah korupsi. Hasto menganggap legitimasi masyarakat terhadap keduanya masih kuat dan menyebut tidak ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap dua kepala daerah Jawa Timur itu.

"Karena kalau cara seperti ini kami khawatir terjadi benturan di masyarakat," kata Hasto.

Senada dengan Hasto, anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan yang menuding penangkapan kepala daerah di Kota Blitar dan Tulungagung memiliki agenda terselubung dengan tujuan merusak elektabilitas PDIP di wilayah "Mataraman". 

Kawasan Mataraman merupakan salah satu wilayah yang diperebutkan dalam pemilihan gubernur Jawa Timur. Dalam Pilgub Jatim, PDIP mengusung padangan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno. 

Arteri menegaskan akan mengawal kasus OTT KPK di Tulungagung dan Kota Blitar karena menganggap terdapat kejanggalan.

Halaman: