Rumah Sakit Pelni menunjukkan dukungan dalam menjalankan program pemerintah terkait jaminan kesehatan masyarakat. Saat ini 86 persen pasien yang berobat di Rumah Sakit Pelni merupakan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
RS Pelni mencatat rata-rata kunjungan pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut mencapai 1.620 pasien setiap harinya. Terdiri dari 1.500 kunjungan pasien rawat jalan per hari dan 120 pasien rawat inap per hari. Dengan proporsi 86 persen, artinya ada 1.393 kunjungan pasien BPJS untuk rawat inap dan rawat jalan setiap hari.
"Kehadiran BPJS yang diamanatkan oleh undang-undang menjadi tantangan sekaligus peluang," ujar Direktur Utama PT Pelni Insan Purwarisya L Tobing saat peresmian Klinik Eksekutif Heritage di RS Pelni, Jakarta, Jumat (20/04).
Insan mengklaim RS Pelni berhasil menjadi rumah sakit BUMN pertama yang menjalankan amanat Undang-Undang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sejak 1 Januari 2014, RS Pelni telah menyatakan kesiapannya melayani pasien BPJS.
Selain melayani lebih banyak pasien BPJS, pada ulang tahun ke-100 tahun ini, RS Pelni meluncurkan Klinik Eksekutif Heritage. Klinik mewah ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, termasuk peserta BPJS.
Klinik mewah ini memiliki ruang rawat inap yang dipatok dengan harga antara Rp 1,05 juta hingga Rp 1,4 juta per malamnya. Peserta BPJS dapat memanfaatkan ruang rawat inap ini sesuai program BPJS yang diikutinya dengan melakukan penambahan biaya (top up).
Menteri BUMN Rini Soemarno yang meresmikan klinik mewah ini, mengapresiasi inovasi pelayanan yang dilakukan RS Pelni tersebut. Sebab, dengan begitu, peserta BPJS bisa semakin dimudahkan dalam memilih pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
"Hadirnya Klinik Eksekutif Heritage dapat memberikan pelayanan kesehatan secara merata pada semua kalangan dan memberikan kemudahanan akses bagi pengguna BPJS mendapatkan layanan kesehatan yang diinginkan," kata Rini.
Jumlah pasien yang berobat ke RS Pelni cukup besar. Tingkat keterisian tempat tidur yang ada di rumah sakit tersebut sudah mencapai 78 persen. Sementara jumlah tindakan operasi mencapai 70 pasien per hari .
Insan mengatakan tingginya kunjungan masyarakat ke RS Pelni karena pendekatan teknologi, seperti pemanfaatan mesin otomatis anjungan pendaftaran mandiri (APM) dan aplikasi yang dapat diunduh di ponsel pintar (smartphone). Aplikasi ini memungkinkan pasien untuk mendaftarkan jadwal kunjungannya. Selain itu ada fasilitas konsultasi gratis ke dokter umum maupun spesialis secara online.
"Dengan pemanfaatan teknologi informasi, dan RS Pelni dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan modern,” ujarnya. Dia pun berharap RS Pelni dapat menjadi rujukan industri kesehatan nasional.