Setelah Infrastruktur, Jokowi Akan Fokus investasi Pengembangan SDM

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Presiden Joko Widodo bersama anak-anak Sekolah Dasar meresmikan pemberian nama “Nurtanio” untuk pesawat N219 di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11).
15/3/2018, 18.22 WIB

Setelah beberapa tahun fokus mengembangkan infrastruktur, kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyiapkan anggaran besar untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka rapat terbatas soal Sumber Daya Manusia (SDM) di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/3).

Jokowi beralasan peningkatakan kualitas SDM menjadi kunci Indonesia dalam berkompetisi dengan negara lain. Demi investasi sektor SDM, dirinya juga meminta Kabinet Kerja segera merumuskan kebijakan dalam pembinaan (SDM) selambatnya akhir bulan ini. Dia ingin kebijakan penganggaran pemerintah dapat dimasukkan untuk mendukung program ini.

"Sehingga betul-betul ada perubahan dari investasi infrastruktur lalu masuk ke pekerjaan besar berikutnya yakni investasi SDM," ujar Jokowi. (Baca: Pemerintah Rancang KEK Pendidikan untuk Universitas Asing di Tangerang)

Dia menjelaskan pembinaan SDM akan dimulai dari tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Lalu ada pula peningkatan akses serta kualitas pendidikan dasar serta menengah. Presiden ingin sistem pendidikan di Indonesia dapat menciptakan SDM yang berkarakter dan berbudi pekerti baik.

Pengembangan lainnya adalah pendidikan vokasi yang menghubungkan Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri yang membutuhkan. Dia mengatakan pendidikan vokasi ini memerlukan dukungan sarana, prasarana, serta memerlukan perubahan mendasar dalam cara mendidik.

(Baca: Revolusi Digital, Bos IMF Ingatkan Soal Peningkatan Kapasitas Manusia)

"Lalu perubahan mendasar di Kementerian Agama, terutama yang berkaitan dengan pendidikan di pondok pesantren," ujar Jokowi.

Hal lain yang disinggung adalah pemberian kredit untuk pendidikan atau student loan seperti yang telah disinggung pagi tadi. Jokowi menantang perbankan untuk mengeluarkan sebuah produk pinjaman pendidikan. Apalagi Presiden mengatakan bahwa nominal outstanding pinjaman pendidikan di Amerika Serikat mencapai US$ 1,3 triliun atau lebih besar dari pinjaman kartu kredit.

"Ini salah satu (langkah) dalam rangka investasi SDM Indonesia," ujarnya. (Baca: Jokowi Minta Perbankan Kaji Pemberian Kredit Pendidikan)