Kontraktor nantinya akan mengidentifikasi teknologi yang cocok diterapkan untuk masing-masing lapangan, termasuk menghitung keekonomiannya. Setelah teknologi teridentifikasi, Kementerian ESDM akan kembali mengumpulkan KKKS dan meminta mereka melakukan presentasi terhadap teknologi yang dipilih.

Dengan begitu, harapannya produksi bisa meningkat. Kalau tidak ada terobosan,  Arcandra memprediksi  produksi minyak akan semakin turun bahkan bisa kurang di bawah 600 ribu bph pada 2020. Apalagi pada 2016 tingkat penurunan produksi mencapai 20,1 persen.

Selain teknologi, cara lain menggenjot produksi adalah sistem perizinan.  Menurut Arcandra, pada era 1970-an, tahap penemuan hingga memproduksi migas terbilang singkat yakni selama 5 tahun. "Waktu itu kan ada Badan Pembinaan Pengusahaan Kontraktor Asing (BPPKA)," kata dia.

(Baca: RUU Migas Mengerucut: Bentuk Badan Usaha Khusus, SKK Migas Bubar)

Namun, di era 2000-an, penemuan migas hingga ke tahap produksi memakan waktu 16 tahun. Salah satu penyebabnya adalah regulasi yang berbelit dan melibatkan banyak sektor kementerian. Namun, dengan adanya skema kerja sama gross split (kontrak tanpa cost recovery), proses produksi diharapkan bisa cepat.

Halaman: