PT Pertamina (Persero) menyatakan keberadaan Saudi Aramco tidak terlalu berpengaruh dalam proyek Kilang Balongan, Jawa Barat, tidak. Ada atau tidaknya perusahaan minyak dan gas bumi asal Arab Saudi itu, Pertamina akan tetap menjalankan proyek peningkatan kapasitas kilang tersebut.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan pembangunan kilang akan dimulai Januari 2017. Awalnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini akan menggarap Kilang Balongan bersama dengan Saudi Aramco. Namun, Saudi Aramco menginginkan proyek Kilang Balongan digarap setelah Kilang Cilacap selesai.
(Baca: Tiga Negara Siap Gusur Aramco Garap Kilang Dumai dan Balongan)
Untuk memastikan kelanjutan Saudi Aramco di proyek Kilang Balongan, petinggi dua perusahaan tersebut akan bertemu di Jakarta pada pekan depan. "Saya mengharapkan tanggal 22 Desember itu menghasilkan suatu kesepakatan yang baik," kata dia di Gedung Pertamina, Jakarta, Rabu (14/12).
Rachmad membantah anggapan bahwa Pertamina mengalami kesulitan dana untuk menggarap proyek tersebut. Peningkatan kapasitas Kilang Balongan membutuhkan dana investasi sekitar US$ 2,7 miliar. Nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan taksiran pembangunan Kilang Dumai sebesar US$ 4 miliar. (Baca: Pertamina Kesulitan Mendanai Kilang Balongan)
Menurut Rachmad, pembangunan kilang Balongan lebih murah karena hanya membangun unit penyulingan minyak mentah. Sedangkan untuk pembangunan kilang Dumai harus membangun unit Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) seperti Kilang Cilacap.
Jika pembangunannya bisa dimulai sesuai jadwal awal tahun depan, maka proyek kilang ini bisa rampung pada 2019. Ini sama dengan target penyelesaian RDMP Balikpapan di Kalimantan Timur. Pertamina pun memastikan Kilang Balongan tidak akan kekurangan pasokan bahan baku saat mulai beroperasi.
Menurut Rachmad, pasokan bahan baku nafta untuk kilang ini akan terancam jika jadwal pembangunan proyeknya molor. “Sebab nafta dari Balikpapan sudah habis dipakai untuk pasokannya sendiri, makanya ini mau kami bicarakan lagi," kata dia. (Baca: Pertamina Kesulitan Mendanai Kilang Balongan)
Untuk mengejar target, Pertamina juga telah menggandeng PT Rekayasa Industri (Rekind) menggarap proyek pembangunan pipa bawah laut untuk kilang Balongan. Proyek ini diharapkan rampung dalam waktu kurang dari dua tahun ke depan.