PT Pertamina (Persero) siap mengalahkan kinerja Petronas. Laba bersih Pertamina hingga akhir tahun nanti hampir dipastikan bakal melebihi perolehan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Malaysia tersebut. Pencapaian Pertamina itu ditopang oleh kenaikan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.

Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, perolehan laba Pertamina hingga kuartal II lalu sebenarnya sudah mengalahkan Petronas. Per akhir Juni lalu, Pertamina memperoleh laba sebesar US$ 2,38 miliar. Sedangkan Petronas hanya bisa mencetak laba US$ 1,6 miliar.

(Baca: Pertamina Tambah Investasi 2017 Jadi Rp 80 Triliun)

Adapun, sampai Oktober lalu, laba Pertamina telah mencapai US$ 3,01 miliar atau sekitar Rp 40 triliun. Meskipun Ahmad belum mengetahui laba Petronas pada periode yang sama. Ia juga belum bisa memperkirakan total laba Pertamina sampai akhir tahun ini.

Yang jelas, Ahmad mengklaim, raupan laba Pertamina hingga Oktober lalu itu telah melebihi target perolehan laba tahun ini yang sebesar US$ 1,5 miliar. Artinya, perolehan laba Pertamina tahun ini bakal melonjak lebih dua kali lipat dari target awal. “Akhir tahun Insya Allah bisa lebih baik (dari Petronas),” katanya di Jakarta, Selasa malam (13/12).

Salah satu faktor pengerek laba Pertamina tahun ini adalah penjualan BBM nonsubsidi, khususnya Pertalite. BBM dengan kandungan RON 90 itu terbukti menyita banyak perhatian masyarakat. Sebagian masyarakat beralih dari konsumsi BBM jenis Premium ke produk tersebut.

(Baca: Rini Pesimistis Holding BUMN Migas Terbentuk Akhir 2016)

Volume penjualan Pertalite per November lalu mencapai 4,8 juta kiloliter atau melonjak 1.700 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya 300 ribu kiloliter. “Ya memang karena tahun lalu penjualan Pertalite baru dilakukan pertengahan tahun,” ujarnya.

Selain itu, Ahmad mengklaim, penjualan Pertamax dan Pertamax Turbo turut mengalami kenaikan. “Kan kalau jual Premium itu tidak untung,” ujarnya.

Sementara itu, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi menyatakan, penjualan Pertamax sampai November lalu melonjak 80 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan Pertamax Turbo sekarang telah tersedia di 557 SPBU yang tersebar di Riau, Batam, Jawa, Bali, dan Makassar.

(Baca: Imbas Harga Minyak, Pertamina Hitung Kenaikan Harga Solar)

Hal ini sejalan dengan volume penjualannya yang lebih besar 40 persen dibandingkan saat penjualan Pertamax Plus. Namun, Afandi enggan membuka data volume penjualan BBM lainnya, selain Pertalite. Yang jelas, pasar BBM nonsubsidi secara keseluruhan tumbuh sebesar 3,7 persen.

Sebaliknya, penjualan BBM penugasan jenis Premium dan Solar subsidi menurun. Sampai November lalu, penjualan Premium turun 20,7 persen dan penjualan Solar turun 3,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.