Pemerintah belum menyetujui dua permintaan insentif Inpex Corporation untuk pengembangan Blok Masela. Kedua permintaan insentif itu adalah moratorium masa kontrak dan penambahan kapasitas produksi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Inpex memang telah meminta beberapa insentif. Permintaan ini juga sudah dibahas bersama dengan Direktur Eksektutif Inpex Kawano. Namun, tidak semua permintaan tersebut akan dikabulkan pemerintah.

“Masih ada dua item yang lagi dinegosiasikan," kata Luhut usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (2/12). (Baca: Kementerian Energi Akan Restui Kenaikan Produksi Blok Masela)

Pemerintah masih mengkaji permintaan Inpex terkait moratorium masa kontrak. Inpex meminta ada moratorium kontrak selama 10 tahun. Artinya, kontrak yang seharusnya berakhir 2028 mundur menjadi tahun 2038.

Moratorium ini sebagai kompensasi dari perubahan skema pengembangan Blok Masela, yang semula membangun kilang di laut (offshore) menjadi kilang di darat (onshore). Karena itu, perlu kajian lebih lanjut sehingga dapat menyebabkan jadwal beroperasinya proyek mundur.

Luhut menyatakan belum memutuskan langkah yang akan diambil. Tapi, dia tidak akan menolak atau menerima permintaan tersebut sepenuhnya. "Tidak mungkin 10 tahun, tapi kami cari yang pas," ujar dia. (Baca: Lima Poin Jawaban Luhut atas Permintaan Insentif Blok Masela)

Permintaan lain yang belum dikabulkan adalah peningkatan produksi menjadi 9,5 juta ton per tahun (mtpa). Inpex meminta peningkatan kapasitas produksi tersebut agar tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) mencapai 15 persen. Padahal, dalam proposal rencana pengembangan lapangan (PoD) awal, kapasitas produksinya hanya 2,5 mtpa.

Selain dua permintaan tersebut, sebenarnya Inpex meminta insentif lain seperti penggantian dana yang sudah dikeluarkan untuk studi skema kilang di laut (FLNG). Nilainya mencapai US$ 1,6 miliar.

Ada pula permintaan penambahan porsi bagi hasil menjadi sekitar 50 - 60 persen. Artinya, bagian yang bakal diterima Inpex dari hasil produksi Blok Masela bakal lebih besar dibandingkan untuk negara. (Baca: Insentif Proyek Masela, Inpex Minta Porsi Bagi Hasil 50-60 Persen)

Permintaan lainnya adalah insentif pajak berupa tax holiday selama 15 tahun. Terakhir, percepatan proses pemberian segala perizinan yang terkait dengan proyek pengembangan Blok Masela.