(Baca: Pertamina-Saudi Aramco Renegosiasi Pembangunan Tiga Kilang)

Untuk studi kilang, menurut Achmad, Pertamina bisa mendanainya sendiri. Namun, begitu studi selesai, proyek harus dieksekusi dengan kebutuhan dana hampir US$ 3 miliar atau Rp 50 triliun. Kebutuhan dana tersebut tidak bisa dipenuhi Pertamina, karena anggaran sudah habis untuk proyek peningkatan kapasitas  Kilang Balikpapan.

“RDMP Balikpapan saja kedodoran. Itu puluhan triliun,” ujarnya. Untuk itu, Achmad berharap bantuan pendanaan dari pemerintah. Bantuan tersebut bisa berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) atau laba ditahan.

(Baca: Berkat Efisiensi, Pertamina Raup Laba Kuartal III Rp 37 Triliun)

Dengan kondisi tersebut, Achmad tidak bisa berbicara lebih banyak mengenai pembangunan kilang minyak lainnya yang menjadi proyek Pertamina, seperti Kilang Dumai. “Balongan saja kami sudah kesulitan cari dana. Dumai bisa diterjemahkan, setelah Balongan dapat solusi,” kata dia.

Halaman: