PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco belum mencapai kesepakatan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture untuk menggarap proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau pengembangan Kilang Cilacap di Jawa Tengah. Masa studi desain kilang minyak tersebut juga diperpanjang hingga akhir tahun ini.
Vice President Strategic Planning, Business Development, and Operation Risk Direktorat Pengolahan Pertamina Achmad Fathoni Mahmud mengatakan, Saudi Aramco pada dasarnya masih ingin melanjutkan kerjasama pembangunan Kilang Cilacap. Namun, saat ini proses pembangunan desain dasar atau Basic Engineering Design (BED) yang dilakukan di Inggris belum rampung, karena membutuhkan kajian studi bersama seperti perhitungan teknis dan komersial.
(Baca: Kilang Cilacap Meledak, Pertamina Pastikan Tak Ganggu Operasi)
Padahal, Saudi Aramco sudah menandatangani nota perjanjian atau Head of Agreement (HoA) dengan Pertamina terkait proyek pengembangan Kilang Cilacap pada 26 November tahun lalu. Dalam perjanjian itu, kedua perusahaan akan melaksanakan persiapan lokasi proyek (site preparation) dan desain awal atau Basic Engineering Design (BED) Kilang Cilacap dalam jangka setahun.
Lantaran BED belum rampung, masa Head of Agreement (HoA) yang sudah berakhir 26 November tahun ini terpaksa diperpanjang selama sebulan ke depan, yakni hingga 26 Desember 2016. Tujuannya agar kegiatan studi desain awal proyek Cilacap tetap memiliki legalitas.
"Secara pembicaraan tingkat tinggi, (Saudi Aramco) masih ada keinginan untuk terus di (Kilang) Cilacap," kata Achmad di Jakarta, Rabu (30/11). (Baca: Saudi Aramco Minta Pengurangan Kepemilikan di Kilang Cilacap)
Alhasil, pembentukan perusahaan patungan kedua perusahaan migas tersebut belum bisa dilakukan. Jika proses BED dapat rampung akhir tahun ini, maka tahun depan Pertamina dan Saudi Aramco akan melanjutkan kesepakatan pembuatan Front End Engineering Design (FEED) dengan menandatangani kembali HoA yang baru.
HoA tersebut dibentuk sebagai landasan hukum dalam pelaksaaan FEED Kilang Cilacap nantinya. "Nanti akan ada HoA ke dua untuk pelaksanaan FEED," kata dia.
Berdasarkan data Pertamina, Pertamina dan Saudi Aramco menargetkan penyelesaian FEED Kilang Cilacap pada 2018. Jadi, pada tahun 2019 akan dimulai fase pembangunan rekayasa dan konstruksi (EPC), sehingga proyek RDMP Cilacap rampung akhir 2022. Nilai proyek RDMP Cilacap sebesar US$ 4-5 miliar.
(Baca: Arab Saudi Janjikan Mega Investasi di Indonesia)
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro pernah mengatakan, jika kilang RDMP Cilacap rampung maka kapasitas produksi kilang akan meningkat menjadi 370 ribu barel per hari (bph). "Setelah RDMP selesai dapat hasilkan (Bahan Bakar Minyak) Euro 5," kata dia kepada Katadata beberapa waktu lalu.