PT Pertamina akan melakukan negosiasi ulang dengan Saudi Aramco terkait pengerjaan proyek tiga kilang besar. Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi menyatakan proses tersebut digelar pada akhir bulan ini atau pertengahan November mendatang.
Renegosiasi -sekaligus untuk mendesak perusahaan migas asal Arab Saudi itu untuk menjalankan komitmennya- terkait Kilang Cilacap, Balongan, dan Dumai. Untuk kilang Cilacap, saat ini sedang tahap basic engineering. (Baca: Kesepakatan Saudi Aramco di Kilang Dumai Ditargetkan Tercapai Oktober).
Salah satu isu yang akan dibahas mengenai permintan Saudi Aramco untuk mengurangi saham menjadi 30 persen. Menurut Hardadi, sinyal pengurangan saham Saudi Aramco tidak akan terjadi: Pertamina tetap memegang 55 persen dan Saudi Aramco 45 persen. Dengan demikian, join venture kedua perusahaan bisa terlaksana pada akhir tahun ini.
Adapun terkait Kilang Balongan dan Dumai, Pertamina akan mendesak Saudi Aramco menjalankan komitmennya membangun dua fasilitas pengolahan minyak tersebut. Sebab, sampai saat ini, Saudi Aramco belum menggarapnya. Mereka meminta penggarapannya dilakukan satu per satu. (Baca: Saudi Aramco Minta Pengurangan Kepemilikan di Kilang Cilacap).
“Pertamina ingin Balongan dan Dumai segera dijalankan. Saudi Aramco ingin step by step. Setelah Cilacap, baru Balongan dan Dumai. Kami maunya Cilacap jalan, tapi awal 2017 proses Balongan dan Dumai bisa jalan juga,” kata Hardadi saat ditemui di kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016.
Beda pandangan inilah yang kemudian membuat pembangunan tiga kilang tersebut sedikit terbengkalai. Pertamina akan menunggu sampai akhir Oktober saat diskusi dan negosiasi berjalan untuk memutuskan kelanjutan kerja sama dengan Saudi Aramco.
Kalau sepakat, tentu kami perpanjang. Tapi kalau tidak ada kesepakatan, ya, kami tidak perpanjang untuk Balongan dan Dumai,” ujar Hardadi.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat Raja Arab berkunjung ke Indonesia, akan menagih beberapa komitmen investasi negara tersebut yang belum terlaksana. Misalnya, investasi di Kilang Dumai dan Balongan. (Baca: Pemerintah Tagih Janji Investasi Kilang dan Listrik ke Raja Arab).
Saudi Aramco sudah menandatangani nota kesepemahaman (MoU) dengan Pertamina terkait investasi dua kilang tersebut pada 10 Desember 2014. Namun, hingga MoU itu berakhir November 2015 belum ada sinyal konkrit mengenai hal ini. Kesepahaman ini pun diperpanjang hingga November 2016.
Arab Saudi sebenarnya telah menyatakan proyek kilang ini akan diselesaikan pada 2022. Sementara pemerintah Indonesia menginginkan kilang selesai satu tahun lebih cepat. “Kami bilang, kamu (Saudi Aramco) harus seperti Rosneft (mitra Pertamina di Kilang Tuban). Jangan hanya omong-omong doang, kami maunya kongkrit,” ujar Luhut di Kementerian Energi, Jakarta akhir Agustus lalu. (Baca: Pertamina Tagih Keseriusan Saudi Aramco di Dua Proyek Kilang).