Tiga Strategi Menteri ESDM Ciptakan Energi Ramah Lingkungan

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Miftah Ardhian
19/7/2016, 19.37 WIB

Ketiga, menggalakkan program konservasi energi dan penghematan energi. Sudirman menuturkan, langkah ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan penggunaan energi bersih. (Baca: Tiga Negara Eropa Incar Proyek Energi Baru Terbarukan)

Di sisi lain, tidaklah mudah memastikan ketersediaan energi bersih yang terjangkau untuk masyarakat. Persoalannya adalah tantangan geografis dan kendala infrastruktur ketenagalistrikan yang belum siap untuk menerangi 17 ribu pulau yang ada di Indonesia. Saat ini, ada sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang belum terjangkau oleh jaringan listrik. Dari jumlah itu, 30 juta penduduk berada di Indonesia.  

IEA mendukung upaya pmerintah tersebut. "IEA mendukung pemerintah Indonesia untuk terus melakukan reformasi sektor energi dan siap membantu berbagai inisiatif penting Menteri Sudirman Said dalam mendorong rasionalisasi subsidi energi, mempercepat pengembangan energi terbarukan, dan mempromosikan efisiensi energi, kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol.

Dalam  laporan khusus World Energy Outlook WEO 2016, IEA menyoroti skenario penyediaan akses energi yang lebih bersih secara luas dan berkelanjutan melalui teknologi yang sudah ada dan kebijakan energi yang terbukti keefektifannya. Energi yang lebih bersih ini akan berpotensi menurunkan dampak negatif polusi udara hingga 50 persen tahun 2040.  (Baca: Jerman Kucurkan Bantuan Dana Energi Terbarukan)

Buruknya kualitas udara menyebabkan kematian bagi 6,5 juta jiwa per tahunnya, dan mayoritas dialami kota-kota di di Asia dan Afrika. Angka ini akan terus meningkat drastis bila tidak ada tindakan bersama menuju energi bersih.

Dalam laporan IEA disebutkan bahwa transformasi sektor energi yang lebih luas sama artinya dengan pemenuhan kebutuhan energi dari sumber-sumber yang tidak mengeluarkan polutan ke udara, seperti matahari, air, dan angin. Sisanya bisa berasal dari gas alam, yang menghasilkan polusi udara lebih sedikit bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil atau biomassa.

Halaman: