Kementerian Energi: Proposal IDD Chevron Tak Masuk Akal

Arief Kamaludin|KATADATA
23/5/2016, 21.06 WIB

Atas informasi ini, Chevron Indonesia belum memberi penjelasan. Hingga berita ini diturunkan, Vice President Policy Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar tak merespons pertanyaan Katadata. Tak ada balasan, Yanto hanya membaca pertanyaan yang dikirm melalui pesan Whatsapp.

Sebagaimana diketahui, proyek IDD Makassar Strait akan habis kontraknya empat tahun lagi yakni pada 2020. Merujuk Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, perpanjangan kontrak boleh diajukan paling cepat 10 tahun sebelum kontrak berakhir dan paling lambat dua tahun. Artinya Chevron baru bisa memperoleh kepastian perpanjangan kontrak pada 2018.  

Proyek IDD sebenarnya sudah mengantongi persetujuan pengembangan lapangan dari BP Migas -nama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas ketika itu- pada 2008. Namun, setelah tahap Front End Engineering Design (FEED) pada 2013, biaya yang dibutuhkan proyek ini meningkat hampir dua kali lipat, dari sekitar US$ 6,9 menjadi 12 miliar.

Selang dua tahun setelah itu, Chevron muncul kembali ke pemerintah dengan memasukkan proposal baru IDD Lapangan Gehem dan Gendalo kepada SKK Migas di pengujung 2015. Tapi proposal ini kandas. Alasannya, data yang dicantumkan dalam proposal tidak lengkap. Untuk itu Chevron harus memperbaikinya. (Lihat pula: Chevron Jajaki Penjualan Gas Lapangan Bangka ke Pertamina).

Ketika berproduksi, Lapangan Gehem akan menghasilkan gas 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan Gendalo 700 mmscfd. Selain gas, ada juga kondensat dari Gehem dan Gendalo masing-masing 25 ribu barel per hari. Rencananya, gas alam hasil produksi dari proyek ini dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair (LNG).

Selain Lapangan Gendalo dan Gehem di Selat Makassar, Chevron memiliki beberapa kontrak kerjasama yang masuk Proyek IDD, yakni PSC Ganal, Rapak, dan Muara Bakau. Sementara lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam Proyek IDD ini yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gandang. Lapangan Bangka di Rapak masih dalam tahap konstruksi. Lapangan ini bisa menghasilkan gas sekitar 100 mmscfd, dan mulai berproduksi sekitar pertengahan tahun ini. 

Halaman: