KATADATA - PT Pertamina (Persero) tengah menjajaki rencana sewa kilang minyak di luar negeri. Langkah ini untuk mendukung rencana perusahaan pelat merah tersebut memborong minyak di tengah harga yang rendah saat ini. Jadi, sebagian minyak yang diborong tersebut nantinya akan diolah di kilang luar negeri.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya berniat menyewa kilang di luar negeri karena minyak yang dibeli dari luar negeri tersebut tidak cocok diolah dengan kilang dalam negeri. Selain itu, Pertamina masih menanti beberapa proyek kilang yang belum rampung. Antara lain proyek peningkatan kemampuan kilang Pertamina di Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Timur.
(Baca: Pertamina Bangun Tiga Kilang Tahun ini)
Adapun negara lokasi penyewaan kilangnya kemungkinan di India. Pasalnya, negara itu secara geografis sangat strategis untuk mengolah minyak mentah yang dibeli Pertamina dari luar negeri. "Pokoknya (minyak) dari Timur tengah dan Afrika bisa efektif di situ (India)," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/3).
Meski lokasi di India dianggap tepat, Pertamina belum menentukan pihak pemilik kilang yang akan disewa itu, termasuk jumlah kapasitasnya. Sebab, Pertamina masih memilih kilang yang tepat dari segi spesifikasinya. Yang jelas, menurut Dwi, rencana menyewa kilang di luar negeri itu bisa terealisasi tahun ini.
Selain India, Pertamina juga tidak menutup kemungkinan menyewa kilang di negara lain. Pasalnya, minyak mentah milik Pertamina tidak hanya dibeli dari lapangan minyak di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Pertamina memang sedang melakukan pendekatan untuk membeli minyak dari beberapa negara seperti Iran, India, Azerbaijan, Rusia, Irak, Libya, dan Nigeria.
(Baca: Pertamina Incar Minyak Murah dari 7 Negara)
Pendekatan dengan tujuh negara tersebut sangat penting dilakukan untuk mencari sumber minyak yang murah. Apalagi, harga minyak dunia masih rendah sekitar US$ 30-an per barel. Di samping itu, Iran dan Libya sudah bebas dari embargo yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Setelah Amerika mencabut sanksi tersebut, kedua negara ini berlomba-lomba menjual minyak mentahnya.
Dalam waktu dekat, Pertamina akan meneken kontrak jual beli minyak mentah dengan Iran. Selama ini Pertamina hanya membeli produk jadi dari negeri para mullah tersebut. Menurut Dwi, Pertamina lebih murah jika membeli minyak mentah dan mengolahnya dibandingkan hanya mengimpor produk jadi. “Kami lihat akan lebih untung kalau memproses sendiri dengan kilang orang. Itu proses latihan kalau suatu hari kami ada kilang di luar negeri,” ujar dia.
Keinginan memborong minyak ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Saat memberikan sambutan di acara penandatanganan kontrak kegiatan strategis tahun anggaran 2016 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (29/2) lalu, Jokowi mengatakan 20 hingga 30 tahun mendatang dunia akan dihadapkan pada persaingan sumber energi dan pangan. (Baca: Momentum Indonesia Borong Minyak)
Karena itu, harus disusun suatu strategi untuk memperkuat ketahanan energi. Salah satu caranya adalah ketika harga murah seperti sekarang ini, pemerintah harus meningkatkan cadangan strategis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disimpan di dalam maupun luar negeri. “Agar saat harga di atas US$ 100 per barel, kita sudah punya stok,” ujar Jokowi.