ConocoPhillips Setop Produksi, Pertamina Tambah Impor Elpiji

Arief Kamaludin|KATADATA
(KATADATA | Arief Kamaludin)
Penulis: Arnold Sirait
1/3/2016, 16.13 WIB

KATADATA - Rencana ConocoPhillips menghentikan produksi elpiji ternyata akan mempengaruhi pasokan dalam negeri. Pasalnya, selama ini produksi elpiji  dari perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat itu dipasok ke PT Pertamina (Persero) untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, berhentinya produksi elpiji otomatis bakal mengurangi pasokan di dalam negeri. Untuk menutup kekurangan tersebut, terpaksa mengimpor elpiji dari luar negeri. “Sehingga impor akan naik,” kata dia kepada Katadata, Selasa (1/3). Kondisi itu bisa dihindari jika kilang pengolahan milik ConocoPhillips diserahkan dan dikelola oleh Pertamina.

(Baca: Revitalisasi Kilang Mundu Diklaim Bisa Kurangi Impor Elpiji)

Meski bisa menyebabkan kenaikan impor, Ahmad belum bisa menjelaskan rencana Pertamina mengimpor elpiji, termasuk besaran kuota dan negara asal. Alasannya belum memperoleh informasi detail dari Conocophilips mengenai rencana pemberhentian produksi elpiji. Apalagi, selama ini Pertamina membeli elpiji tersebut melalui unit usahanya yakni Integrated Supply Chain (ISC).

Pertamina saat ini mengimpor hampir 60 persen kebutuhan konsumsi elpiji dalam negeri. Berdasarkan data Pertamina, konsumsi elpiji tahun ini diperkirakan naik menjadi 7,8 juta ton, dengan rincian, 6,6 juta ton elpiji bersubsidi dan 1,2 juta ton nonsubsidi. Sementara konsumsi tahun lalu hanya 7 juta ton, dengan elpiji subsidi sebesar 5,56 juta ton. Jawa Barat menjadi salah satu provinsi terbesar yang menyerap elpiji subsidi sekitar 1,16 juta ton tahun lalu.

(Baca: Pertamina Klaim Harga LPG Subsidi Paling Murah di Asia)

Seperti diberitakan sebelumnya, ConocoPhillips memang tidak lagi memproduksi gas elpiji mulai tahun depan. Perusahaan ini bahkan berencana menutup kilang elpiji yang berada di Lapangan Belanak, Blok B South Natuna, pada akhir 2016. Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto mengatakan, penutupan kilang tersebut karena dianggap tidak lagi ekonomis. Kilang ini mampu memproduksi elpiji sekitar 10 ribu metrik ton.  Pasokannya berasal dari Lapangan Blok B South Natuna. Selama ini elpiji tersebut dibeli oleh PT Pertamina (Persero).

Setelah tidak lagi memproduksi elpiji, ConocoPhillips hanya menjual gas alam dari Blok B South Natuna. Gas ini akan diekspor ke Malaysia dan Singapura. Berdasarkan informasi di situs resmi ConocoPhillips, produksi bersih Blok B tahun 2014 sebanyak 5.000 barel minyak mentah per hari (BPD), 117 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 4.000 barel per hari gas alam cair (LNG). “Produksi elpijinya akhir tahun ini kami setop,” kata dia kepada Katadata, pekan lalu. (Baca: Akhir Tahun, ConocoPhillips Setop Produksi Elpiji)

Joang enggan mengaitkan penutupan kilang ini dengan rencana ConocoPhillips melepas hak pengelolaannya di Blok B South Natuna. Saat ini ConocoPhillips memang sedang membuka akses data di blok tersebut. Tujuannya untuk menjaring minat investor yang tertarik membeli hak pengelolaan itu. ConocoPhillips merupakan operator yang memegang hak pengelolaan di Blok B Natuna Selatan sebesar 40 persen. Sisanya Inpex Corporation sebesar 35 persen, dan Chevron Corporation 25 persen.

Reporter: Anggita Rezki Amelia