KATADATA - PT Pertamina menyatakan saat ini sudah ada 20 investor yang  menyatakan berminat untuk membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Pertamina sedang mengevaluasi investor tersebut untuk kemudian dipilih sebagai mitra.

"Ada dua puluhan seperti Saudi Aramco, Shell, British Petroleum (BP), ada semua di situ (daftar investor yang berminat bangun kilang Tuban). Belum dipilih, masih ditawarin semua dan dievaluasi," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Kantor Pertamina, Jakarta, Rabu (4/11).

(Baca: Belum Ada Investor Kilang yang Ajukan Tax Holiday)

Sebelumnya Pertamina pernah melakukan kerjasama dengan Pertamina untuk melakukan studi kelayakan pembangunan kilang di Tuban. Persetujuan pembangunan kilang antara Pertamina dan Saudi Aramco Asia Company Limited (SAAC) sudah diteken pada Februari 2012.

Rencananya Pertamina dan Aramco akan membangun kilang tersebut pada 2013 dan mulai beroperasi pada 2018. Namun, rencana ini gagal karena terganjal masalah harga lahan yang dimainkan para spekulan. Pihak Saudi Aramco pun meminta pemerintah bisa menyediakan lahan tersebut dan sejumlah insentif pajak dan non pajak. Permintaan ini tidak mendapat persetujuan dari pemerintah saat itu. 

(Baca: Pemerintah Siapkan Lahan untuk Bangun 4 Kilang Minyak Baru)

Saat ini Saudi Aramco kembali mengungkapkan minat lamanya untuk membangun kilang di Indonesia. Minat ini disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan ke Arab Saudi dua pekan lalu. Rencananya Saudi Aramco akan berinvestasi di dalam negeri hingga US$ 24 miliar atau sekitar Rp 350 triliun. US$ 10 miliar akan digunakan untuk membangun satu kilang minyak baru berkapasitas 300.000 barel per hari di Tuban, Jawa Timur. Selebihnya senilai US$ 14 miliar akan digunakan untuk merevitalisasi tiga kilang Pertamina, yakni kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap.

Meski sudah pernah bekerjasama untuk investasi dan di lokasi yang sama, Pertamina belum tentu memilih Saudi Aramco untuk rencana sekarang. Ahmad Bambang mengatakan pihaknya belum bisa menentukan siapa yang akan menjadi mitranya dari 20 investor tersebut.

Perusahaan migas negara ini masih menunggu kepastian pemerintah yang berencana menugaskan Pertamina membangun kilang. Hingga saat ini Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penugasan tersebut belum juga diterbitkan.

(Baca: Pertamina Berharap Bisa Gaet Mitra Strategis Kilang Awal 2016)

Direktur Pembinaan Hilir Gas dan Minyak Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Setyo Rini Tri Hutami membenarkan bahwa Pertamina belum bisa memproses rencana pembangunan kilang karena Perpresnya belum ada. Namun, dia tidak bisa memastikan kapan perpres tersebut akan keluar. "Diharapkan secepatnya (terbit). Saat ini masih harmonisasi dan dibahas lagi," kata dia kepada Katadata, Kamis (5/11).

Bukan hanya Pertamina, investor swasta pun masih menunggu Perpres untuk membangun kilang. Presiden Direktur Kreasindo Resources Indonesia Rudy Radjab mengatakan perusahaannya telah siap melakukan pembangunan kilang di Indonesia.(Baca: Masih Wacana, Saudi Aramco Belum Ajukan Izin Investasi ke BKPM)

Padahal, perusahaannya telah mendapat izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk investasi kilang ini. Kreasindo Resources telah mendapatkan Izin dari BKPM untuk membangun kilang minyak di Situbondo, Jawa Timur. Perusahaan ini juga punya rencana membangun kilang di dua lokasi yang lain, salah satunya di Jawa Barat.

“Kami sedang menunggu realisasi janji pemerintah Jokowi dalam Perpres kilang,” ujarnya kepada Katadata beberapa waktu lalu.

Sementara pemerintah belum bisa memastikan kapan perpres tersebut akan keluar. Pada intinya dalam Perpres ini akan ada empat poin utama untuk mendukung pembangunan kilang. Pertama, dibagun oleh suatu badan bersama. Kedua, dibangun oleh pemerintah dan badan usaha. Ketiga, penugasan khusus kepada PT Pertamina untuk membangun kilang. Keempat, biaya pembangunan kilang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Reporter: Arnold Sirait