KATADATA ? PT Pertamina (Persero) tengah mematangkan proses peralihan pengelolaan dan kepemilikan dua blok minyak dan gas bumi (migas) di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam dari tangan ExxonMobil Oil Indonesia. Salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan dalam proses peralihan itu adalah kelangsungan nasib para pekerja perusahaan migas multinasional tersebut.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, pihaknya mulai menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola Blok North Sumatra Offshore (NSO) dan Blok B. Pasalnya, Pertamina akan menjadi pengelola dan pemilik dua blok migas tersebut mulai tanggal 1 Oktober mendatang.

Menurut Wianda, Pertamina sudah menawarkan kepada pekerja Exxon untuk bergabung ke Pertamina. "Sedang dibahas. Kami akan tawarkan (bergabung),? katanya kepada Katadata, beberapa hari lalu. Namun, kepastian bergabungnya mereka tergantung pilihan dari masing-masing pekerja tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, Manjemen Exxon sebenarnya menawarkan dua opsi kepada para karyawannya: tetap bergabung dengan Exxon atau pindah ke Pertamina. Bahkan sudah ada yang memilih pindah dari Exxon.

Ketika dikonfirmasi, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan pihaknya tidak mengetahui persis berapa banyak karyawan yang memilih tetap bergabung dengan Exxon, atau yang pindah ke perusahaan lain. Dia hanya mengungkapkan ada sekitar 260 orang karyawan Exxon yang terkena dampak peralihan pengelolan blok migas tersebut.

"Kalau detailnya saya kurang tahu. Tapi jumlah karyawan yang terdampak langsung sekitar 260-an orang," imbuhnya.

(Baca: Bulan Depan, Pertamina Kuasai Tiga Aset Migas Exxon di Aceh)

Seperti diberitakan Katadata sebelumnya, ExxonMobil melego kepemilikan sahamnya di Blok B dan Blok NSO kepada Pertamina. Selain itu, melego sahamnya di PT Arun Natural Gas Liquefaction (NGL). Di perusahaan operator kilang gas alam cair (LNG) Arun yang berdiri tahun 1974 tersebut, ExxonMobil memiliki 30 persen saham. Adapun Pertamina mengempit 55 persen saham dan sisanya sebanyak 15 persen dimiliki oleh konsorsium Japan-Indonesia LNG Company (JILCO).

Blok B tercatat memiliki cadangan minyak sebesar 3.343 million stock tank barrels (MTSB) dan cadangan gas sebesar 104 miliar kaki kubik (Billions of Standard Cubic Feet/BSCF). Sedangkan Blok NSO memiliki cadangan minyak sebesar 272 MTSB dan cadangan gas 92 BSCF.

Langkah Pertamina mencaplok Blok B dan Blok NSO menuai sorotan lantaran kontrak pengelolaan dua blok migas tersebut oleh Exxon sebenarnya akan berakhir tahun 2018. Jadi, tiga tahun lagi, aset migas itu akan kembali menjadi aset negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor  35/2015 tentang sektor hulu migas, Pertamina mendapatkan prioritas dalam pengelolaan semua blok migas yang telah habis masa kontraknya. Jadi, kalau mau sabar menunggu tiga tahun lagi, Pertamina bisa mendapatkan Blok B dan Blok NSO di Aceh itu secara gratis.

Reporter: Arnold Sirait