Pengembangan Kilang Mini Terancam Seretnya Pasokan Minyak

KATADATA | www.skkmigas.go.id
Penulis: Safrezi Fitra
28/8/2015, 11.59 WIB

Meski sudah berupaya mencari pasokan minyak dari beberapa kontraktor, Bun belum bisa memastikan apakah produksi perdana kilang mininya bisa berjalan sesuai rencana. Belum ada perjanjian jual beli minyak yang dilakukan Indo Kilang Prima dengan kontraktor minyak. Padahal Indo Kilang sudah merencanakan untuk membangun dua kilang mini lainnya di Kalimantan dan Sumatera. Nilai investasinya mencapai US$ 120 juta dengan kapasitas masing-masing 15.000 barel per hari.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui banyak investor kilang mini tidak berkembang, karena sulit mendapat pasokan minyak. Sulitnya kilang mini mendapat pasokan minyak, karena selama ini minyak bagian negara diserahkan kepada Pertamina.

Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan pihak masih terus mencari cara agar kilang mini bisa mudah mendapat pasokan minyak dan bisnisnya bisa berkembang. SKK Migas mengusulkan perlu adanya regulasi yang bisa memberikan prioritas pasokan minyak ke kilang mini.

"Sudah ada FGD (Focus Group Discussion) yang menyatakan  perlu regulasi diterbitkan. Pembangunan kilang mini sudah ada orang yang melakukan kemudian berhasil dan profit," ujar dia. 

(Baca: Lebih Baik Bangun Kilang Mini)

Saat ini Indonesia sangat membutuhkan kilang untuk meningkatkan ketahanan energi dan menekan impor bahan bakar minyak (BBM). Masalahnya pembangunan kilang ini membutuhkan dana yang besar. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membangun kilang mini, yang modalnya tidak terlalu besar. Elan menyebut beberapa perusahaan telah berhasil membangun dan mengembangkan kilang mini di Indonesia. Bisnisnya pun terbukti telah mendapatkan keuntungan. 

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait