KATADATA ? Pertemuan bilateral pemerintah Indonesia dengan negara-negara anggota OPEC membuahkan hasil. Lima negara produsen minyak, yakni Arab Saudi, Kuwait, Irak, Uni Emirat Arab, dan Angola menyatakan komitmennya untuk memasok minyak mentah dan membangun kilang di Indonesia.

?Pertemuan-pertemuan tersebut mendapatkan hasil yang positif, yakni negara-negara tersebut menyatakan dukungan untuk membuka peluang berinvestasi di sektor migas,? ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dalam keterangannya, pekan lalu.

Pertemuan delegasi Indonesia yang diwakili Sudirman Said dengan Menteri Petroleum Angola José Maria Botelho de Vasconcelos membahas beberapa peluang kerjasama. Salah satu kerjasamanya adalah mengenai kesiapan Angola memasok minyak mentah (crude oil) untuk Indonesia.

Indonesia membutuhkan pasokan minyak mentah lebih besar dari yang saat ini telah dipasok Angola. Apalagi dengan adanya proses revitalisasi yang bisa meningkatkan kapasitas kilang PT Pertamina (Persero) dari 800.000 barel per hari (bpd) menjadi 1,6 juta bpd. Saat ini Angola memasok minyak mentah sebesar 1 juta barel per bulan, atau sekitar 33.333 bpd.  

Di sektor hulu, pemerintah Indonesia juga mendorong Pertamina dan perusahaan minyak Angola, Sonangol, bekerjasama melakukan eksplorasi dan eksploitasi di ladang-ladang minyak Angola. Kerjasama ini juga diteruskan hingga ke hilir, dengan membangun kilang bersama di Indonesia.

Pertemuan dengan pemerintah Arab Saudi juga membahas hal yang sama. Bahkan Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi berkomitmen untuk mendorong perusahaan minyak nasionalnya, Saudi Aramco, secara profesional berinvestasi dalam pembangunan kilang di Indonesia. Arab Saudi merasa pembangunan kilang ini penting untuk menjaga keberlangsungan pasokan minyak mentah jangka panjang ke Indonesia.

Pemerintah Kuwait juga menyatakan kesiapannya untuk mendorong perusahaan nasional Kuwait untuk investasi di Indonesia. Kuwait meminta Indonesia mempertimbangkan komitmennya mengenai pembangunan kilang di Indonesia. Selain meminta kesediaan Kuwait memasok minyak mentah dalam jangka panjang, Indonesia juga meminta agar Pertamina dapat diberikan kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan usaha hulu di Kuwait.

Pertemuan bilateral antara Menteri ESDM dengan Menteri Perminyakan Irak juga mendiskusikan potensi Irak meningkatkan pasokan minyak mentah dalam jangka panjang. Sudirman juga meminta Irak untuk berinvestasi dalam pembangunan kilang di Indonesia.

Dalam Pertemuan tersebut, Irak menyatakan akan membuka kesempatan bagi Pertamina untuk memperluas atau memperbesar partisipasi dalam kegiatan usaha hulu migas di negara tersebut. Saat ini Pertamina telah memiliki saham di blok minyak di Irak yakni blok West Qurna bersama Lukoil dan LITASCO dengan produksi 1 juta barel per bulan.

Selain keempat negara tersebut, Uni Emirat Arab juga bersedia memasok minyak mentah dan bahan bakar minyak. Tawaran pembelian minyak dan BBM ini menggunakan skema pembelian secara langsung antara perusahaan minyak Uni Emirat Arab dengan Pertamina. Selain itu, Uni Emirat Arab juga menyatakan kesediaannya membangun kilang di Indonesia.

Delegasi pemerintah Uni Emirat Arab yang dipimpin oleh Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazroui, menyatakan kemungkinan perusahaan minyak nasionalnya Mubadala Petroleum untuk mengoperasikan blok-blok migas di Indonesia. 

Kerjasama dengan negara-negara OPEC merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, terutama kepentingan jangka panjang terkait pengamanan pasokan BBM secara langsung. 

Reporter: Redaksi