Peningkatan Stok di AS Melambat, Harga Minyak Naik Lebih 10%

Katadata
Ilustrasi, tangki minyak. Harga minyak pada Kamis (30/4) naik seiring optimisme peningkatan permintaan bahan bakar setelah beberapa negara melonggarkan kebiajakan karantina wilayah.
30/4/2020, 09.23 WIB

(Baca: Harga Minyak Jatuh, Penerimaan Migas Diramal Tak Capai Target APBN)

Di sisi lain, pelaku pasar yakin permintaan bahan bakar minyak bakal naik. Hal itu sejalan dengan pelonggaran karantina wilayah di sejumlah negara.

Sebelumnya, permintaan minyak mentah secara global telah anjlok hingga 30% karena kebijakan karantina wilayah.  Sedangkan permintaan bensin selama empat pekan terakhir turun sebesar 44% dari tahun sebelumnya. Permintaan bahan bakar secara keseluruhan merosot 28% dalam empat pekan terakhir.

Oleh karena itu, produsen minyak dunia mulai mengurangi produksi minyak. Konsultan Rystad Energy memproyeksi AS mengurangi produksi minyak mentah serpih (shale oil) hingga sebesar 300.000 barel per hari untuk periode Mei dan Juni 2020. Hal itu bakal memperlambat aliran minyak ke tangki penyimpanan.

Regulator di Texas, negara bagian penghasil minyak terbesar di AS, akan memberikan suara pada 5 Mei 2020 terkait rencana pengurangan produksi. Pejabat di North Dakota dan Oklahoma juga menelaah kemungkinan pemotongan tersebut.

Di sisi lain, negara anggota OPEC telah sepakat memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari. Organisasi tersebut bahkan mewacanakan pemotongan produksi minyak yang lebih besar lagi pada tahun ini.

(Baca: Tangki Penyimpanan Penuh, Harga Minyak Jatuh di Bawah US$ 20 per Barel)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan