Dibayangi Sentimen Ketegangan AS-Tiongkok, Harga Minyak Menguat Tipis

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ilustrasi, kilang minyak. Harga minyak mentah global menguat tipis, karena sentimen positif dari pemangkasan produksi tertahan oleh sentimen negatif ketegangan hubungan AS-Tiongkok.
26/5/2020, 08.40 WIB

Harga minyak belum bisa lepas dari tekanan, meski negara-negara produsen minyak telah berkomitmen memangkas produksi. Pergerakan harga juga belum terdorong secara signifikan dengan sentimen pelonggaran karantina wilayah atau lockdown sejumlah negara.

Mengutip data Bloomberg, Selasa (26/5) pukul 07.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli naik tipis 1,14% menjadi US$ 35,83 per barel. Sedangkan, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengitiman Juli naik 2,08% ke level US$ 33,94 per barel.

Kenaikan harga dua jenis minyak ini masih terbatas, karena beberapa sentimen yang berkembang akhir-akhir ini tidak berpihak pada penguatan harga lebih lanjut. Sebelumnya, minyak Brent dan WTI  telah anjlok hingga 45% sepanjang tahun akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Sentimen negatif yang mengiringi pergerakan harga minyak adalah, ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Ketegangan dipicu oleh reaksi AS atas rencana Tiongkok menerapkan undang-undang keamanan di Hong Kong.

Hubungan keduanya semakin renggang, lantaran Presiden AS Donald J. Trump menuduh Tiongkok lalai menanggulangi virus corona, sehingga wabah ini menyebar ke seluruh dunia. Kemudian, diperparah dengan persetujuan Senat AS terkait RUU pengawasan atas perusahaan Tiongkok.

Hubungan bilateral telah memburuk sejak wabah virus corona, keduanya pun sudah berselisih mengenai Hong Kong, hak asasi manusia, perdagangan, dan dukungan AS untuk Taiwan yang diklaim Tiongkok.

(Baca: OPEC+ Pangkas Produksi dan Ekspor Besar-besaran, Harga Minyak Melonjak)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan