Sri Mulyani Ungkap Alasan Dana Jumbo Pemulihan Ekonomi untuk 12 BUMN

ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/wsj.
Ilustrasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional, 12 BUMN akan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah sebesar Rp 52,7 triliun.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
3/6/2020, 16.57 WIB

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak luput dari perhatian pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional. Rencananya, pemerintah bakal menyuntikkan dana kepada 12 korporasi pelat merah hingga Rp 152 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah bakal menyuntikkan dana kepada 12 BUMN karena dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap hajat hidup masyarakat.

"Peranan BUMN dari sisi sovereign statusnya memiliki eksposur yang besar terhadap sistem keuangan dan dimiliki pemerintah dengan aset total yang cukup besar," ujar Sri Mulyani usai rapat terbatas melalui konferensi video, Rabu (3/6).

Salah satu BUMN yang akan mendapatkan suntikkan dana adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang akan mendapatkan dukungan dana sebesar Rp 54 triliun.

Dana tersebut bakal diberikan sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pembayaran kompensasi dari piutang pemerintah. Selain itu, pemberian dana tersebut bertujuan agar PLN dapat memperpanjang diskon listrik bagi masyarakat hingga Desember 2020.

Pemerintah juga memutuskan menaikkan PMN untuk PT Hutama Karya, sebesar Rp 7,5 triliun. Sehingga total PMN untuk Hutama Karya akan menjadi Rp 11 triliun. Selain itu, pemerintah juga akan menambah dana talangan untuk PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun.

(Baca: Pemerintah akan Investasi ke Obligasi & Saham untuk Menolong Industri)

Sementara, untuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang menangani Jamkrindo dan Askrindo, akan mendapatkan PMN sebesar Rp 6 triliun. PMN untuk Bahana ini dilakukan dalam rangka penjaminan kredit modal kerja darurat. Nantinya, Bahana juga akan mendapatkan PMN non-tunai sebesar Rp 268 miliar.

"Kemudian untuk PTPN, pemerintah akan mengucurkan dana talangan pinjaman modal kerja sebesar Rp 4 triliun," kata Sri Mulyani.

Pemerintah juga menambah PMN untuk PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. Sri Mulyani berharap, tambahan modal untuk PMN ini bisa mendukung usaha ultra mikro yang nilai pinjamannya di bawah Rp 10 juta.

Selain itu, Perum Perumnas akan mendapatkan PNM sebesar Rp 650 miliar. Kemudian, untuk PT Pertamina, pemerintah akan membayarkan kompensasi.

Adapun, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) akan mendapatkan PMN sebesar Rp 500 miliar. Sementara, Perum Bulog akan mendapatkan dana untuk operasi bansos sebesar Rp 10,5 triliun.

"Ada dua BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia Tbk serta PT Krakatau Steel Tbk yang diberikan dana talangan. Nanti Menteri BUMN masih akan melakukan lagi skema paling baik untuk dukung dua BUMN tersebut," ujarnya.

(Baca: Pemerintah Beberkan Alasan Suntikan Dana Jumbo ke BUMN saat Pandemi)

Reporter: Dimas Jarot Bayu