Harga minyak dunia bergerak menguat pada perdagangan pagi, hari ini (8/6). Salah satu faktor pendorongnya, negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+) dikabarkan sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak.
Mereka telah memotong produksi 9,7 juta barel per hari (bph) selama Mei dan Juni. Lima sumber Reuters mengatakan, OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir Juli.
Berdasarkan data Bloomberg per Pukul 7.20 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 naik 2,25% menjadi US$ 43,25 per barel. Sedangkan, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 naik 1,87% ke level US$ 40,29 per barel.
(Baca: Pertemuan OPEC+ Hari ini, Harga Minyak Dunia Tembus US$ 40 per Barel)
Selain memperpanjang masa pemangkasan, OPEC+ dikabarkan mendorong Nigeria dan Irak untuk menambah pengurangan produksi. Pemotongan produksi ini dilakukan untuk mengimbangi penurunan permintaan minyak akibat pandemi corona.
Akan tetapi, Irak meminta OPEC+ untuk mempertimbangkan situasi ekonomi para anggota dalam berbagi beban pemotongan produksi. "Kami berusaha untuk menetapkan aturan baru di masa depan atas pembagian beban di antara anggota negara dengan mempertimbangkan situasi ekonomi dan standar hidup," kata Menteri Keuangan Irak Ali Allawi dikutip dari Reuters, Senin (8/6).
Sedangkan Rusia sepakat untuk memangkas produksi minyaknya dari 561 juta ton pada 2019, menjadi 510-520 juta ton pada tahun ini. Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, pemerintah akan sepenuhnya mematuhi kesepakatan OPEC+.
(Baca: Harga Minyak Dunia Stabil Menanti Kejelasan Pemangkasan Produksi OPEC+)
Selain itu, Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah memangkas produksi minyaknya 1,9 juta barel per hari. Namun, Meksiko menolak untuk memperpanjang pengurangan produksi.
Sedangkan Arab Saudi mendorong untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir Agustus. "Kondisi saat ini menjamin digelarnya pertemuan yang semoga berhasil (mencapai kesepakatan)," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman.
Nilai ekspor minyak Arab Saudi juga tercatat anjlok 21,9% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I menjadi US$ 40 miliar. Salah satu penyebabnya karena harga minyak anjlok lebih dari 60% pada tiga bulan pertama 2020.
(Baca: Pertemuan OPEC+ Hari ini Batal, Harga Minyak Dunia Turun Tipis)