Pandemi corona menyebabkan permintaan migas anjlok. Akibat hal tersebut, Eni Muara Bakau harus memangkas produksi gas pada tahun ini.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut Eni menurunkan produksi gas hingga 170 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Hal itu terjadi karena penyerapan gas yang kurang optimal.
"Mungkin akan dijual di pasar spot dan banting harga juga," kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno ke Katadata.co.id, Rabu (24/6).
Selain itu, ada potensi persediaan yang tinggi atau high inventory di Kilang LNG Badak. SKK Migas telah meminta pengelola Kilang LNG Badak mengurangi produksi.
"Kami harus menurunkan produksi (curtailment) untuk menghindari top tank," kata Julius.
(Baca: Pelaku Industri Minta SKK Migas Relaksasi Batas Minimal Pembelian Gas)
Pelaku industri memang kesulitan menyerap gas sesuai kontrak akibat pandemi Covid-19. Mereka bahkan meminta relaksasi batas minimal pembelian gas atau take or pay dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
SKK Migas pun tengah mendiskusikan hal tersebut dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS. "Masih berjalan terus beberapa negosiasi tersebut, difasilitasi terus oleh teman-teman komersial di bawah Deputi Keuangan dan Monetisasi," ujar Julius.
Sebelumnya, SKK Migas menyebut lifting gas pada Mei 2020 tak mencapai target. Itu lantaran penyerapan gas domestik, terutama oleh PLN, turun tajam.
Adapun realisasi penyaluran gas pipa untuk Program Pemerintah (City Gas dan BBG) pada April 2020 mencapai 11,5 BBTUD dan pada bulan lalu sebesar 11 BBTUD. Sedangkan gas pipa untuk lifting minyak pada April 2020 mencapai 181 BBTUD dan pada Mei 2020 sebesar 157 BBTUD.
Gas pipa untuk pabrik pupuk pada April 2020 mencapai 727 BBTUD dan pada Mei 2020 sebesar 629 BBTUD. Kemudian, gas pipa untuk kelistrikan pada April 2020 sebesar 719 BBTUD dan pada bulan lalu mencapai 643 BBTUD.
Gas Pipa untuk industri pada April tahun ini mencapai 1.501 BBTUD dan pada Mei 2020 sebesar 1.379 BBTUD. Sedangkan, LNG untuk domestik pada April 2020 realisasinya mencapai 541 BBTUD dan pada Mei tahun ini sebesar 164 BBTUD.
LPG Domestik pada April 2020 mencapai 134 BBTUD dan pada bulan lalu sebesar 67 BBTUD. Sedangkan gas pipa ekspor pada April 2020 mencapai 689 BBTUD dan pada Mei tahun ini sebesar 689 BBTUD.
LNG ekspor pada April 2020 realisasinya mencapai 1.438,63 BBTUD dan pada bulan lalu 1.822 BBTUD. Sehingga secara total ada penurunan sebesar 380 BBTUD atau sebesar 6%.