Survei KIC: Mayoritas UMKM Terpukul Corona, Ada Dua Strategi Bertahan

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/pras.
Ilustrasi. Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan Surodinawan, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
26/6/2020, 19.34 WIB

Apalagi, 84% dari responden memiliki ponsel pintar (smartphone) dengan koneksi internet. Lalu, 42,7% mempunyai laptop yang juga terkoneksi internet. Hanya 7,3% yang tak memanfaatkan internet dalam berusaha.

Akses internet itu dimanfaatkan untuk beragam tujuan. Sebanyak 60,2% menggunakan internet untuk memasarkan produk di media sosial, 57,8% mempromosikan barang dan jasa, serta 44,7% mencari informasi pengembangan usaha.

(Baca: 2,3 Juta UMKM Tetap Bayar PPh Final di Tengah Pandemi Corona)

Lalu 35,9% di antaranya mengakses internet untuk memesan bahan baku. Sementara 34% untuk memasarkan produk di marketplace dan 27,7% mengirim pesan melalui email ataupun aplikasi pesan.

Sayangnya, UMKM seringkali mengalami kendala saat menjalankan usaha menggunakan teknologi digital. Tantangan itu di antaranya belum mampu menggunakan internet (34%), kurangnya pengetahuan menjalankan usaha online (23,8%), pegawai tak siap (19,9%), infrastruktur tidak layak (18,4%), dana kurang memadai (9,7%), dan banyaknya pesaing (3,4%).

Indeks Kesiapan Digital UMKM di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) pun pada tahap menengah. Indikatornya yakni optimisme, kompetensi, keamanan, dan kenyamanan.

Hasilnya, rerata Indeks Kesiapan Digital UMKM hanya 3,6. “Generasi yang semakin tua memiliki indeks kesiapan digital yang lebih rendah dibandingkan yang muda,” demikian dikutip.

(Baca: Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada Gencar Gaet UMKM Saat Normal Baru)

Halaman: