Buka Kawasan Industri Batang, Jokowi Incar Relokasi Pabrik Tiongkok

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Presiden Joko Widodo tak mau kejadian tahun lalu kembali terjadi. Ketika itu, ada 33 perusahaan yang merelokasi pabriknya dari Negeri Tirai Bambu, tetapi tak ada satu pun yang berinvestasi di Indonesia.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
30/6/2020, 14.19 WIB

Presiden Joko Widodo resmi membuka Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah pada  Selasa (30/6). Pembukaan kawasan industri tersebut diharapkan dapat menarik investasi dari 119 perusahaan yang berencana merelokasi pabrik dari Tiongkok.

Jokowi tak mau kejadian tahun lalu kembali terjadi. Ketika itu, ada 33 perusahaan yang merelokasi pabriknya dari Negeri Tirai Bambu, tetapi tak ada satu pun yang berinvestasi di Indonesia. 

“Jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia. Jangan kalah dengan negara-negara lain,” ujar Jokowi di Jakarta, Selasa (30/6).

Menurut Jokowi, Kawasan Industri Terpadu Batang dapat ditawarkan kepada investor yang belum memiliki lahan. Pemerintah telah menyediakan lahan sekitar 4 ribu hektare di kawasan industri tersebut.

(Baca: Jokowi Khawatir Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Negatif)

Untuk tahap pertama, ada 450 hektare yang telah disiapkan di Kawasan Industri Terpadu Batang. “Kalau yang belum memiliki lahan tanah, silakan nanti gunakan yang namanya kawasan industri di Batang ini,” katanya. 

Jokowi pun meminta agar harga lahan di Kawasan Industri Terpadu Batang bisa lebih murah dibandingkan yang ditawarkan negara-negara lain. Selain itu, dia ingin perizinannya bisa dipercepat.

Jika investor harus mengurus izin satu bulan di negara lain, Jokowi minta hal tersebut hanya berlangsung satu pekan. “Kalau mereka mengurus di tempat lain bisa seminggu, ya kita harus bisa sehari sampai dua hari,” kata Jokowi.

Jokowi lantas memerintahkan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia untuk bisa membantu investor mengurus perizinannya. Hal tersebut tentunya bakal disokong oleh kepala daerah setempat. 

(Baca: Sri Mulyani: Penempatan Dana Pemerintah di Bank BUMN akan Diperpanjang)

Bahlil pun diminta segera menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan para investor, mulai dari urusan izin, listrik, gas, dan lainnya. Dengan demikian, Jokowi berharap Indonesia bisa memiliki daya saing untuk menarik investor merealokasi pabriknya ke Tanah Air.

“Enggak usah mengurus apa-apa, nanti yang mengurus semuanya dari kepala BKPM,” kata dia.

Pada akhirnya, Jokowi berharap realokasi perusahaan dari Tiongkok bisa menciptakan banyak lapangan kerja di dalam negeri. Hal itu pun bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi nasional.

“Sekali lagi, tujuan besarnya adalah membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya kepada warga kita,” katanya.

Reporter: Dimas Jarot Bayu