Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan hingga pekan ini sudah ada lima kandidat vaksin virus corona Covid-19 yang memasuki uji coba klinis fase ketiga. Tahap ini merupakan proses yang melibatkan uji coba pada sampel penduduk berjumlah besar di beberapa lokasi sebelum diproduksi.
Dari data WHO yang dirilis Senin (27/7), vaksin yang masuk fase tiga terdiri dari ChAdOx1-S milik Oxford dan AstraZeneca, Sinovac, serta Moderna. Dua lainnya dikembangkan Sinopharm bersama Wuhan Institute of Biological Products dan Beijing Institute of Biological Products.
Moderna mengembangkan vaksin bersama National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) asal Amerika Serikat. Mereka akan merekrut 30 ribu sukarelawan di 100 lokasi untuk menjajal calon serum anti Covid-19 ini.
“Ini adalah tahap paling utama dalam pengembangan obat,” kata Presiden Moderna Stephen Hoge dikutip dari NBCnews, Selasa (28/7).
Sedangkan AstraZeneca memulai uji klinis kandidat vaksin pada masyarakat di Brazil dan Afrika Selatan. Adapun Sinovac melakukan pengujian pada sejumlah negara, salah satunya Indonesia.
"Kami memang berharap nanti setelah lewat uji klinis yang ada ini dan dites, maka nanti bisa diproduksi juga di Indonesia," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pekan lalu.
Secara total ada 25 antivirus yang saat ini dalam proses evaluasi klinis WHO. Dua kandidat vaksin yang saat ini berada di fase kedua yakni milik CanSino Biological Inc dan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.
Sedangkan vaksin yang dikembangkan Inovio, BionTech-Pfizer, Novavax, Takara Bio masih menjalani tahap uji pertama menuju kedua. Begitu pula vaksin Arcturus bersama Duke-NUS asal Singapura juga berada dalam fase yang sama.
Selain 25 kandidat dalam pengujian klinis, WHO juga melaporkan adanya 139 calon vaksin lain yang masih dalam tahap uji praklinis. Salah satu calon yang berada dalam tahapan tersebut adalah milik Sanofi dan GlaxoSmithKline.
Sedangkan di Asia Tenggara, vaksin milik Universitas Chulalongkorn dan Universitas Mahidol bersama GPO asal Thailand juga sudah memasuki uji praklinis. Adapun dalam daftar WHO tersebut, belum terlihat calon antivirus dari Indonesia.