Jokowi: 215 Negara Hadapi Masalah Kesehatan dan Ekonomi Akibat Pandemi

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.
Presiden Joko Widodo (tengah) meninjau salah satu pusat perbelanjaan, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Kehadiran Presiden itu untuk meninjau persiapan prosedur pengoperasian mal yang berada di wilayah zona hijau, wabah COVID-19.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
11/9/2020, 15.59 WIB

Pada tahun ini, kinerja pertumbuhan ekonomi nasional dinilainya lebih baik dibandingkan negara-negara G20 hingga negara Asia Tenggara. Negara tetangga, lanjut Erick, mengalami kontraksi ekonomi yang lebih dalam dari Indonesia.

Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia pada triwulan II tumbuh negatif 5,32%. Angka ini lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II di negara tetangga, seperti Malaysia yang minus 17,1% dan Thailand minus 12,2%. Simak databoks berikut:

Erick pun berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 bisa berkisar 0%. Bila terjadi kontraksi, ia berharap Indonesia tidak akan masuk pada zona minus yang terlalu dalam. Karenanya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan IV diharapkan dapat membaik.

Namun, ia mengakui pandemi virus corona memberikan kompleksitas dalam penanganan kesehatan dan ekonomi. "Negara maju, menengah, miskin, kaya, semua negara mencari jalan terbaik," ujar dia. Untuk itu, masalah kesehatan harus diprioritaskan sebelum masalah ekonomi.

Ia pun menilai, pandemi ini dapat menjadi momentum kebangkitan bagi bangsa Indonesia untuk lebih mandiri di semua lini.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika