Mulai Pulih, Ekspor dan Produksi Sawit RI Meningkat pada September

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/NZ.
Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Desa Pasi Kumbang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (11/6/2020). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak tiga bulan terakhir turun dari Rp1.100 per kilogram menjadi Rp700 per kilogram dampak dari wabah COVID-19.
12/11/2020, 22.20 WIB

Meski demikian, GAPKI menyatakan produksi sawit secara tahunan masih lebih buruk ketimbang 2020. “Sampai dengan September, produksi 2020 masih lebih rendah minus 4,7 persen dari produksi 2019," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis.

Adapun, konsumsi sawit untuk pangan dalam negeri terus meningkat hingga mencapai 667 ribu ton pada September.  Meski demikian angka pertumbuhan ini masih minus 15,4% secara year-on- year.

Sedangkan angka konsumsi sawit untuk oleokimia juga hanya 151 ribu ton di bulan September, stagnan dibandingkan Agustus, dan hanya naik 3.000 ton dari Juli. Namun secara tahunan, konsumsi untuk oleokimia telah melonjak 49%. "Kenaikan dalam negeri dan ekspor jadi harapan untuk meningkatkan produksi," tulis GAPKI.

Terakhir, konsumsi sawit untuk biodiesel pada September beetambah 54 ribu menjadi 630 ribu ton. Angka ini juga meningkat 27,2% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebelumnya Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menargetkan tambahan produksi sebesar 3,6 juta kiloliter pada tahun ini. Namun, target tersebut terancam tak tercapai karena investasi pembangunan pabrik baru biodiesel terhambat pandemi corona.

"Terjadi perlambatan karena pabrik yang akan didirikan kesulitan, dengan tenaga ahli yang tidak bisa masuk karena Covid-19," kata Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan dalam webinar sawit, Rabu (12/8).

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila